Rafi Aargh… seribu dua sialan! Kenapa juga ada Sheila di sini sih? Pasti dia sedang main drama, berpura menjadi korban dengan cerita dramatis untuk menyentuh hati mama. Aku lupa kalau Sheila tuh gadis pantang menyerah yang akan lakukan segala cara untuk mencapai keinginannya. “Duduk, Raf,” mama menunjuk kursi taman di sebelahnya, demi menghormati wanita yang paling aku sayangi, aku duduk dengan patuh. “Ini Sheila cerita kalau kamu tadi meninggalkan dia begitu saja karena mengejar cewek bule, mana ada banyak wartawan pula. Jadi dia ditanyai macam-macam. Sebenarnya ada apa sih, Raf? Mama ingin dengar versi kamu.” “Gak ada apa-apa kok, mah. Aku tadi ada urusan penting sangat mendadak, gitu aja sih,” jawabku kalem, menyeruput teh manis panas yang disajikan simbok. “Nah, tuh kan Sheila, tan