Rafi Aku berdiri, dengan kaki gemetar mendekatinya, tidak percaya dengan apa yang dikatakan Suci. Apakah aku tidak salah dengar? Jika bocah tadi bukanlah anakku, lalu anak siapa? “Uci, a-apa maksudmu? Kalau dia bukan anakku, lalu anak siapa? K-kamu, sudah menikah dengan lelaki lain? Tidak kan?” cecarku. Aku panik sekaligus putus asa menanti jawabannya. “Uci, jawab aku!” “Tidak ada darahmu mengalir padanya, karena dia memang bukan anakmu,” jawab Suci, air mata mengalir di pipinya. Seketika aku lemas, apakah itu berarti dia sudah menikah lagi? Menikahi Rayan? "Uci...," lirihku, hampir tidak terdengar. "Begitu juga tidak ada darahku pada dirinya.” Lanjutnya lagi. “Ha? Maksudmu apa, Ci? Bukan anakku juga bukan anakmu?” reflek, aku pegang pundak Suci dan mengguncangnya. Suci semakin kenc