Suci Aku ada janji makan siang dengan dua sahabatku, Emira dan Luisa. Keduanya dokter terkenal juga berasal dari keluarga yang tidak main-main. Mereka sepupuan dan setahuku, keduanya sama sekali tidak mau orang banyak tahu siapa nama keluarga mereka. Kata Em dan Lui, begitu aku memanggil mereka, lebih banyak yang tidak tulus jika mereka memberi tahu nama belakang keluarga mereka. “Elu keliatan banget gelisahnya sih, Ci.” Tanya Lui padaku, dia memang tipe yang spontan dan blak-blakan. “Iya. Aku merasa dari tadi ada yang memerhatikanku. Aku tidak bisa bela diri, gak seperti kalian yang walau dokter tapi juga pintar bela diri.” Keluhku, menatap sekitar sekali lagi dengan perasaan tidak enak. Aku sungguh merasa ada seseorang atau bahkan lebih dari satu orang sejak semalam menguntitku. Enta