Rafi Entah ini durian runtuh atau merupakan keajaiban atau jawaban atas doaku. Saat ini Suci ada di depanku, dia berdiri dengan kikuk, membawa satu koper ukuran sedang. Ada Dena dan Santi yang mengikutinya. Aku berdoa dalam hati kedua staf Butik Sya itu tidak akan berada satu mobil bersama kami. Heii, aku gak akan ngapa-ngapain Suci kok walau kami hanya berdua di mobil, beneran deh. Aku hanya ingin habiskan waktu berdua saja dengannya selama beberapa jam ini sampai dia resmi menikah. Itu saja. Syukur alhamdulilah, lagi-lagi doaku dikabulkan! “Mbak Suci, maaf banget kami tidak bisa menemani. Mbak kan tahu urusan di sini belum beres, kami juga harus kembali ke Jakarta dulu baru ke kampung Mbak Suci untuk menghadiri akad.” Kata Santi, tapi menurutku dengan senyum terkesan dipaksakan. “Kal