Tentang Kekuatan Mirabell

1283 Kata
“Kau becanda kan?” gumam Mirabell pada Hexa. Sayangnya gadis itu tidak sedang bercanda sekarang. Mirabell tahu semua pintu di Higrid disegel dengan mantra dan hanya para Vivren yang mampu membukanya dan Mirabell bukan keturunan Vivren sama sekali, dia bahkan bukan berasal dari Quantrum Tetranum, jadi mana mungkin dia dapat membuka pintu ini. “Apa aku kelihatan sedang bercanda sekarang?” Tanya Hexa. Tak ada tanda-tanda Hexa sedang becanda sekarang. Gadis itu benar-benar serius untuk membantu Mirabell. “Hexa aku bukan Vivren dan kau tahu itu. Oh mungkin kau belum tahu bahwa aku bukan berasal dari Quantrum Tetranum,” tukas Mirabell. Hexa tampak terkejut. Dia pikir bahwa Mirabell berasal dari Quantrum Tetranum karena aura yang ditampilkannya seperti penduduk Quantrum Tetranum. Pintu di hadapannya ini adalah jalan satu-satunya dan Hexa pikir ini bisa membantu Mirabell. Hexa memijat keningnya. Jika tidak bisa lewat pintu ini maka satu-satunya cara adalah menungu Felix menjemput Mirabell dan itu mustahil untuk saat ini. "Maafkan aku, Mirabell, aku pikir bisa membantumu," gumam Hexa sedih.  Seratus tahun yang lalu pintu ini pernah dibuka oleh seseorang yang saat itu siswa Higrid dan orang itu berhasil keluar setelah merapalkan mantra untuk membuka pintu ini. Hexa ingin mencobanya namun dia bukanlah keturunan Vrivren. Sejak pertama kali melihat Mirabell, gadis itu sadar bahwa gadis ini bukan orang biasa. Dia bisa melihat pancaran kekuatan besar dalam dirinya. Dia pikir Mirabell dapat membukanya tapi dia salah. "Jangan salahkan dirimu. Kau kan tidak tahu kalau aku orang sini," Mirabell tersenyum tipis. Mungkin Mirabell harus menerima bahwa dia baru bisa  pulang besok. Itu pun jika Felix menjemputnya. Tapi bagaimana jika Felix tidak menjemputnya? Bagaimana jika lelaki itu sengaja meninggalkan Mirabell di Higrid selamanya? Mirabell takut. Jika selamanya berada di Higrid itu artinya dia tidak akan pernah kembali di Jakarta. Tolong, dia masih rindu dengan mama, papa, dan Orion meski sudah beberapa saat di sini. Dia ingin kembali. Bagaimanapun caranya dia ingin pulang ke rumah. "Mirabell, ayo kita coba," gumam Hexa tiba-tiba saja berdiri dengan tatapan penuh semangat. Mirabell yang duduk di rumput memandangnya dengan tatapan heran  "Coba apa, maksudmu?" gumam Mirabell tak mengerti. "Membuka pintu ini tentu saja," tukas Hexa. Mirabell melotot. Beberapa saat yang lalu Hexa menceritakan tentang pintu ini. Pintu ini bisa dibuka oleh keturunan Vrivren yang mampu merapal mantranya dengan fasih dan jelas. Jika salah maka dia akan tersengat pintu ini dan mendapat kutukan. Mirabell masih waras untuk tidak mencobanya. "Kau ingin aku kesetrum dan dapat kutukan ya?" tanya Mirabell sarkastik. Hexa menggeleng. Tentu saja dia sudah memikirkan ini matang-matang. Tidak ada salahnya mencoba kan? Daripada mereka harus menunggu di sini lebih baik mencoba untuk membukanya. "Tidak Mirabell, aku yakin kau akan baik-baik saja, percaya padaku," tukas Hexa mencoba meyakinkan Mirabell. "Percaya dari Hongkong. Ini jelas berbahaya Hexa. Kenapa kau tidak mencobanya sendiri," tukas Mirabell. "Aku pernah mencobanya dan gagal. Tapi rasanya tidak seburuk itu. Hanya seperti tersengat lebah. Dan aku juga cuma dapat kutukan tidak dapat pulang selama sebulan, ini tidak akan membuatmu mati, Mirabell," bujuk Hexa.  Mirabell melengos, "Tidak akan membuatmu mati? Sebulan di sini sama artinya tidak bisa pulang ke jakarta. Itu pilihan yang buruk, Hexa. Jangan bujuk aku, aku tidak mau termakan rayuanmu," gumam Mirabell membulatkan tekad. Hexa berjalan mendekati Mirabell lalu duduk di samping gadis itu, "Apa kau mau menunggu di sini seharian sementara kau tidak tenang seperti itu. Katamu kau ingin segera bertemu dengan Steve lalu kenapa kau tidak mau mecoba," tukas Hexa. Deg! Hexa benar. Diam saja di sini bisa jadi membuat Mirabell melihat Steve. Apalagi mereka bilang Steve sekarat. Bagaimana kalau dia benar-benar meninggal? Ah, tidak! Mirabell ingin bertemu dengan Steve. Mirabell tidak akan membiarkan Steve pergi.  Mirabell masih terdiam. Dia dilema. Jika dia mencoba dan tidak berakhir dengan baik maka dia tidak akan terkena kutukan, tapi jika dia diam saja di sini dan Steve tiada maka dia tidak akan bisa bertemu dengannya. "Aku tahu ini sulit. Tapi percaya padaku Mirabell kau akan berhasil." Tukas Hexa. "Kau terlalu percaya diri, Hexa. Bagaimana kau tahu bahwa aku akan berhasil?" Mirabell saja ragu, bagaimana Hexa bisa seyakin itu? Hexa tersenyum tipis. "Entahlah firasatku yang mengatakan begitu." Tukasnya dengan sangat yakin. Mirabell sempat berpikir. Haruskah dia mengambil risiko sebesar ini? "Apa aku tidak akan mati jika aku melakukannya?" tukas Mirabell dengan ragu. Hexa mengangguk. "Higrid tidak mungkin memasang kutukan agar muridnya mati. Jadi ayo coba," tukas Hexa menggenggam tangan Mirabell. Ada rasa hangat dari tangan Hexa yang membuat Mirabell sedikit yakin. Gadis itu menarik napas dan bergelut dengan suara hatinya sendiri. Akhirnya setelah lama bergulat dengan hatinya gadis itu memutuskan untuk mencobanya, Hexa benar dia takut terlambat jika hanya diam saja. "Baiklah ayo kita coba," gumam Mirabell yakin. Hexa tersenyum senang. "Yes," gumam Hexa girang. "Aku harus bagaimana untuk bisa membuka pintu ini?" gumam Mirabell memandang pintu besar di hadapannya dengan tatapan datar. Hexa menarik Mirabell untuk berdiri lalu dia mulai mengajarinya. "Sangat mudah Mirabell. Kau hanya harus berdiri di sini dan memegang pintu seperti ini," Hexa maju ke depan pintu dan mencoba mempraktekan tangan kanannya yang sedang menyentuh pintu. "Lalu pejamkan matamu dan kau hanya perlu merapalkan mantra dengan benar dan jelas," tukas  Hexa. Mirabell mengangguk. Semoga saja pintu ini dapat terbuka dan tidak memberikan kutukan padanya. “Kalau begitu apa mantra untuk membuka pintu ini?" tanya Mirabell. "Le vrebte hisobram hisivirim mregran prevous los branvacos nadrendro guirindo Pirivrimirivrivren El bracos los vugos negentropylendros valancos de mesta" gumam Hexa. "HAH? ITU MANTRA APA TOUNGE TWISTER?" Gumam Mirabell memijat keningnya. Mantranya saja bikin puyeng makanya tidak banyak orang yang bisa membuka pintu ini dengan benar. Sekalipun dia keturunan Vrivren sekalipun pasti ada saatnya kepleset saat merapalkan mantra tersebut. "Hehehe. Tidak akan sesulit yang kau bayangkan. Ayo dicoba.. Kita hanya punya waktu satu jam sebelum malam berakhir," tukas Hexa. Mirabell memijat keningnya. Bagaimana dia bisa menghafal mantra seperti itu dengan waktu terbatas? Menghafal rumus luas kubus saja dia kadang lupa. Dia benar-benar payah dalam urusan menghafal. Belum lagi soal mantranya yang begitu rumit. Bagaimana dia bisa semangat sekarang, Hexa mah enak tinggal ngomong saja. Tapi tetap saja itu sulit bagi Mirabell. "Ayo Mirabell kau pasti bisa," Hexa tak henti - hentinya memberinya semangat. Sementara yang disemangati sudah putus asa terlebih dahulu. Mirabell tidak boleh putus asa. Mari bayangkan hal indah bahwa dia bisa bertemu Steve setelah ini. Jadi dia haris semangat. Gadis itu mencoba memaksakan mantra itu masuk ke dalam otaknya. Selama tiga puluh menit dia berkutat dengan mantra dan mengulangnya. Di saat dia bisa menghafalnya tapi sulit baginya untuk melafalkan mantra tersebut dengan benar. Ditambah perasaan gugup Mirabell yang membuat konsentrasinya buyar. Malam segera berakhir dan Mirabell harus cepat merapalkan mantra tersebut. Setelah berlatih berulang kali akhirnya gadis itu mampu merapalkan mantra dengan benar. Sekarang adalah saat-saat krusial dimana dia harus menempelkan tangannya dan merapalkan mantra dengan benar. "Apa kau sudah siap?" Tanya Hexa dengan jantung berdebar. Mirabell mengangguk ragu. Tangannya sudah menempel di depan pintu besar tersebut. Dia hanya harus menutup matanya dan merapal mantranya dengan benar. "Tapi aku takut. Bagaimana kalau aku gagal?" tanya Mirabell. "Jangan pikirkan itu. Kau pasti berhasil," gumam Hexa menyemangati Mirabell. Gadis itu menarik napasnya lalu memejamkan mata, Hexa menatap Mirabell dengan tegang. "Le vrebte hisobram hisivirim mregran prevous los branvacos nadrendro guirindo Pirivrimirivrivren El bracos los vugos negentropylendros valancos de mesta" Mirabell membaca mantra dengan pelan dan jelas. Hexa menahan napasnya melihat momen tersebut. "Aaaaaaaa!" Teriak Mirabell tiba-tiba. "Mirabell apa kau baik-baik saja?" ujar Hexa yang langsung menghampirinya. Mirabell tak percaya. Tatapannya benar-benar terkejut. Dia mendadak saja berteriak karena kaget. "Mirabell jawab!" Teriak Hexa dengan tatapan kosong. Hexa mencoba mengguncangkan bahunya. Namun tak ada respon. Hexa benar-benar khawatir apa Mirabell berteriak karena tersetrum? Jika iya itu artinya Mirabell gagal. "Hexa, lihat. Pintunya terbuka" gumam Mirabell dengan suara lemas. "Hah?" Teriak Hexa tak percaya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN