Magic Hand

1029 Kata
Mirabell berlari menuju ke ruang ketua dengan tergesa. Gadis itu berlari sambil menangis. Dia merasa sangat bodoh. Firasatnya benar. Dia merasa aneh sejak Reynald mengatakan bahwa dia diterima di Higrid. Semua terlalu mudah dan dia sempat curiga bahwa mereka merencanakan sesuatu. Mirabell merasa sangat bodoh. Pantas saja Felix memilih mengantarnya dengan berjalan kaki dan bukan naik kuda. Semua itu bukan kebetulan semata, tapi dia memang sengaja. Mirabell ingin sekali marah pada mereka semua, tapi ini bukan saatnya. Mirabell mengusap air matanya sambil berlari. "Mirabell, tunggu! Ada apa?" Hexa mengejar Mirabell yang tengah berlari dengan wajah panik. Namun Mirabell seperti tak mendengarnya.  Hexa baru saja mau ke kamar mandi saat itu dan dia melihat Mirabell tengah bersitegang dengan beberapa anak Higrid. "Apa kalian gemar sekali membicarakan orang di belakang?" sindir Mirabell. Hexa tidak langsung menghampiri Mirabell, gadis itu lebih memilih untuk mengamati dari jauh terlebih dahulu. Dia tidak mau ikut campur kecuali jika mereka menyakiti Mirabell. "Tuh kan liat saja, dia benar-benar sombong," tunjuk salah seorang murid pada Mirabell. Sementara yang lainnya memandangnya dengan tatapan tak suka. "Sebenarnya apa salahku? Kenapa kalian harus membicarakanku di belakang?" Tanya Mirabell tak mengerti. Ini hari pertamanya masuk sekolah dan dia belum pernah bertemu dengan mereka, jadi presentase mereka pernah pernah terlibat masalah tentu saja kecil. "Gak usah sok polos. Gara-gara kau kita tidak bisa pulang hari ini. Kau ini menyebalkan." cibir seorang murid yang rambutnya dicepol pada Mirabell. "Kenapa gara-gara aku?" Tanya Mirabell tak mengerti. Dia benar-benar tak mengerti kenapa mereka membicarakannya dan Mirabell tidak pernah merasa menjadi alasan mereka tidak bisa pulang. "Lihatlah dia bahkan tidak merasa bersalah. Kau benar-benar menyebalkan," ujar yang lainnya. "Jelaskan padaku sebenarnya apa yang kalian maksud? Kenapa karena aku kalian tidak bisa pulang? Aku benar-benar tidak tahu maksudmu," gumam Mirabell mencoba bersabar. "Dengar ya kau Mirabell, gara - gara Felix, temanmu yang meminta ketua untuk menahanmu  si sini kita semua disuruh menginap juga." Tukas mereka dengan emosi yang memuncak. Felix? Kata Felix dia harus menginap di sini karena dia perlu pengenalan dan di sini ada asrama. Lalu kenapa dia meminta ketua untuk menahanku? "Apa maksudmu. Bicara yang jelas," tukas Mirabell tak mengerti maksud mereka. Mereka bicara sepotong - sepotong dan itu membingungkan. "Felix meminta ketua agar semua murid menginap dan itu untuk mencegahmu pulang. Kau tahu kenapa? Karena dia ingin membawa temanmu Steve yang sekarat itu," tukas mereka kasar. Mirabell mengerutkan keningnya "Steve? Maksudnya?" "Kau tidak tahu bahwa Steve akan diasingkan?" DEG! Jantung Mirabell berdetak kencang, gadis itu kini paham bahwa alasan Felix membawanya ke sini adalah agar Mirabell tidak tahu bahwa Steve akan diasingkan. Felix keterlaluan. Setidaknya Mirabell ingin mengucapkan selamat tinggal padanya. Tapi mereka tega tidak memberitahu Mirabell. "Mirabell tunggu!" Hexa kini berhasil mensejajarkan langkahnya dan menyusul Mirabell. "Tunggu, apa yang terjadi?" Tanyanya dengan tatapan tak mengerti. Mirabell menangis sesenggukan. Langkahnya terhenti karena cekalan Hexa. Hexa menatapnya dengan penuh tanya. "Aku harus menemui ketua," gumam Mirabell di tengah tangisnya. "Aku harus pulang," kata Mirabell dengan nada panik. "Aku tahu kau pasti khawatir sekarang tapi kau tidak bisa pulang begitu saja," tukas Hexa. Higrid merupakan sekolah yang hanya buka pada saat-saat tertentu hanya para Vrivren yang bisa membuka pintu menuju Quantrum Tetranum. Sekalipun Mirabell pulang dia pasti sudah terlambat. "Ayo aku antar ke ruangan ketua, aku akan membantumu," gumam Hexa. Mirabell mengangguk. Keduanya menuju ke ruangan ketua.   ***   "Apa Anda tahu semuanya?" Tanya Mirabell dengan d**a bergemuruh. Venn jelas tahu semua ini. Felix sendiri yang memohon padanya agar dia menahan Mirabell dan gadis ini paling tidak harus berada di Higrid 24 jam. Awalnya Venn menolak, tapi itu permintaan pertama Felix dan Venn akan mengabulkannya. Kedua mereka memang memiliki hubungan yang tidak baik tapi Felix tumbuh dewasa tanpanya, dia merasa bersalah pada Felix karena tak bisa mendampinginya. "Iya, aku tahu. Tapi aku tidak bisa membantumu keluar," tukas Venn. "Tolonglah, aku harus keluar," ujar Mirabell dengan wajah memohon. Hanya Venn yang dapat membantunya. Tapi Mirabell hanya bisa keluar jika seseorang yang mengantarnya datang dan menjemputnya. Karena itu dia harus menunggu Felix jika ingin pulang. "Ketua, tolong bantu Mirabell, dia benar-benar ingin pulang," tambah Hexa. Venn menggeleng.  "Maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa membantumu." gumam Venn. Mirabell menunduk. Tak ada jalan kembali. Felix benar-benar menjebaknya di sini.   ***   Malam tiba, Higrid benar-benar kosong malam ini. Atas permintaan Mirabell Venn akhirnya mengizinkan murid yang ingin pulang untuk bisa pulang. Tapi Mirabell tidak bisa pulang karena Felix tidak menjemputnya. Mirabell berdiri di balkon lantai dua menatap ke atas langit. "Jangan sedih Mirabell," gumam seseorang. Mirabell menoleh. Entah sejak kapan Hexa berdiri di sana, Mirabell tidak menyadari keberadaannya. "Kamu kenapa masih ada di sini?" Tanya Mirabell. Hexa tersenyum padanya.  "Aku sedang malas pulang jadi aku memilih untuk menginap di sini, aku meminta penjemputku untuk pulang," tukas Hexa. Hexa, gadis ini bukan berasal dari Quantrum Tetranum. Higrid merupakan sekolah lintas daerah di sana. Ada banyak daerah di sana seperti Dendrum, Quantrum Tetranum, Alabas dan banyak lagi. Beberapa orang terpilih dari daerah itu diterima menjadi murid di Higrid. "Kau bukan di sini karena ingin menemaniku kan?" Tebak Mirabell. Sebenarnya alasan Hexa memang seperti terbakan Mirabell. Mana mungkin dia tega meninggalkan teman barunya di Higrid sendirian. "Kau terlalu percaya diri," gumam Hexa. Mirabell kembali menatap langit. Gadis itu benar-benar ingin pulang sekarang. Jika benar perkataan murid tadi Mirabell tidak akan bisa menemui Steve lagi selamanya. Air mata jatuh dari pipi kanan Mirabell "Apa kau benar-benar ingin pulang?" Hexa bertanya dengan nada kasihan. Mirabell mengangguk. Hexa benar-benar merasa iba pada Mirabell. Mungkin ini saatnya dia menggunakan solusi itu. Solusi kabur dari Higrid yang mustahil. "Ikut aku, aku akan menunjukkan cara kabur dari sini," Tukas Hexa. "Benarkah? Apa aku bisa pulang malam. Ini?" Tanya Mirabell terdengar semangat. Hexa mengangguk. Hexa tidak tahu apakah dia bisa berhasil. Namun tidak ada salahnya mencoba. Gadis itu menarik Mirabell ke suatu tempat. Melewati pintu belakang Higrid hingga tiba di depan sebuah gerbang besar berwarna hijau. "Jadi maksudmu aku harus membuka pintu ini?" Tanya Mirabell. Hexa mengangguk. Dalam perjalanan ke sini Hexa cerita bahwa ada sebuah pintu ajaib di belakang Higrid dan hanya keturunan Vrivren yang mampu membukanya. Hexa membawanya ke sini karena mungkin saja Mirabell adalah keturunan seorang Vrivren. Tapi Hexa sepertinya tidak tahu bahwa Mirabell bukan berasal dari Quantrum Tetranum.                
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN