Found You

1011 Kata
Orion berjalan tanpa arah tak tahu ke mana. Sudah dua hari sejak dia melarikan diri dari apartemen Jie. Lelaki itu menyeret langkahnya dengan lemas. Hampir dua hari pula dia tidak makan. Sisa uang yang dia miliki sudah habis untuk membayar ongkos taksi. Orion tidak tahu harus ke mana. Langkahnya semakin lemas dan dia tidak kuat jika harus berjalan lagi. Lelaki itu berjalan menelusuri trotoar. Tubuhnya lemas dan lapar. Dia terus berjalan meski tidak tahu ke mana.  "Orion!" Orion melihat Jie tak jauh dari tempatnya berdiri tengah tersenyum penuh kemenangan. Sial! Haruskah dia tertangkap lagi oleh Jie? Dia benar-benar tidak mau jika harus terkurung di apartemen Jie. Pandangan Orion mulai kabur. Tepat di saat tubuhnya limbung dan jatuh ke tanah. Lelaki itu bisa merasakan seseorang yang memegang lengannya dan menariknya. Lalu semuanya berubah gelap   *** Orion terbangun dan menatap langit-langit dengan pandangan kosong. Lelaki itu mengucek matanya perlahan begitu bangu. Dia menatap sekitar. Sebuah ruangan berwarna Grey dengan gorden besar dan buku yang tertata rapi. Orion tidak dapat mengingat apapun. Terakhir kali dia ingat Jie melambaikan tangan padanya lalu semuanya gelap. Orion mengusap wajahnya kasar. Untuk pertama kalinya dia putus asa. Bahkan tanpa sadar dia menangis, dari isakan hingga tangis yang terdengar jelas. Untuk pertama kalinya Orion menangis. Dia rindu mama, papa dan juga Mirabell. Lelaki itu tidak dapat berpikir lagi bagaimana caranya untuk menemukan Mirabell dan orang tuanya. Orion menggosok hidungnya. Wangi aroma masakan memenuhi ruangan ini. Orion hafal betul ini wangi masakan kesukaannya. Lelaki itu mengetuk kepalanya sendiri. Tangisnya sudah berhenti. "Ma, aku kangen masakan mama," gumam Orion dengan suara serak. Dia memijat kepalanya yang masih pening. Wangi masakan ini benar-benar persis seperti masakan mamanya.  Kruk! Perut Orion berbunyi meraung-raung minta diisi. Orion menyibak selimutnya dan mencoba bangun dari tidurnya. Ceklek! Pintu kamar terbuka. Orion mengucek pandangannya memastikan bahwa dia tidak sedang berhalusinasi sekarang. Dua orang masuk ke dalam kamar, Orion mengenal wajah itu. "Kamu sudah bangun, Yon?" Tanya perempuan yang membuat Orion bergidik ngeri. "Bangun tidur langsung kaget gitu napa, Yon?" kini giliran lelaki itu yang bicara. Orion tak bisa menahan rasa terkejutnya. Bagaimana orang tuanya bisa berada di sini? "Jangan mendekat!" Teriak Orion. Orion ingat bisa saja mereka berdua adalah orang tuanya yang palsu. Ana dan Carlos tampak terkejut. "Kau kenapa, Yon?" Ana meletakkan nampan berisi makan siang dan berjalan mendekati Orion. Namun lelaki itu malah semakin histeris. "Jangan mendekat! Pergi dari sini!" gumam Orion. Ana berusaha untuk mendekati Orion dan lelaki itu menepis tangan Ana dengan cepat. "Orion, ini mama," gumam Ana mencoba meyakinkan Orion.   "Gak! Kamu bukan mamaku!"Teriak Orion lagi. Lelaki itu memeluk lututnya dengan rasa takut yang luar biasa. Ana dan Carlos saling pandang. Sepertinya Orion sudah bertemu dengan musuhnya. Ana tetap berusaha mendekati Orion. Lelaki itu berusaha untuk melepaskan pegangan tangannya  namun Ana tetap berusaha keras merengkuh tubuh Orion. "Lepaskan aku!" Teriak Orion. "Orion tenang! Ini mama," gumam Ana sambil berusaha mengelus rambut Orion. Orion masih belum bisa percaya. Tapi wangi parfum ini benar-benar wangi parfum sang mama. Pelukan hangat ini juga Orion yakin bahwa seseorang yang berdiri di hadapannya ini adalah sang mama. "Pergi kamu," Orion masih berusaha mendorong tubuh Ana. "Orion, ini mama, tenanglah." Gumam Ana dengan sabar. Orion luruh. Lelaki itu merasakan bahwa perempuan di depannya adalah sang mama. Orion memeluk Ana dengan erat. "Tenanglah Orion ini mama sama papa," gumam Carlos meyakinkan Orion. Orion merasa lega sekaligus masih belum percaya bahwa dia akhirnya bertemu dengan orang tuanya.  "Apa yang terjadi, Ma, Pa?" gumam Orion dengan tatapan penuh tanya. Ana menarik napas dalam. Dia melirik Carlos sesaat. "Ceritanya panjang," gumam Ana, "sebaiknya kamu makan dulu, biar ada tenaga," tambah Ana. Orion mengangguk. Dia tidak bisa mengelak bahwa dia lapar. Karena itu dia butuh asupan makanan. Carlos mengambil meja kecil dan meletakkannya di hadapan Orion. Sementara Ana mengambil nampan yang berisi makanan dan meletakkannya di atasnya. Orion dengan tidak sabar langsung memakannya. Ana mengelus rambut Orion pelan. "Pelan-pelan saja, Yon makannya," gumamnya sambil tersenyum. Tanpa bercerita pun Ana tahu bahwa anaknya ini telah melewati banyak hal. Beruntung dia dan Carlos mampu menemukannya. Orion menyelesaikan makannya dengan tenang. Rasanya nikmat sekali. Sudah beberapa hari dia tidak makan masakan mamanya. "Aku bertemu dengan seseorang yang mirip kalian, Ma, Pa," gumam Orion. Lelaki itu menceritakan semuanya pada Ana dan Carlos. "Kau pasti sangat kesulitan," gumam Ana mengelus kepala Orion. "Kau tenang saja Orion papa sudah urus dua orang tersebut. Mereka ga seharusnya ada di tempat ini," gumam Carlos. "Sebenarnya apa yang terjadi, Ma, Pa? Orion benar-benar gak bisa memahami ini. Apa hilangnya Mirabell ada hubungannya dengan ini. Bagaimana aku bisa tertipu kalau mereka bukan mama dan papa," gumam Orion bingung. "Itu karena mereka menguncimu dengan mantra, Orion."Orion melirik Ana dengan tatapan tak mengerti. Lelaki itu menuntut sebuah penjelasan. "Mereka berasal dari Dendrum punya dendam dengan mama dan papa," tukas Carlos. Orion baru saja mau membuka mulut tapi Ana terlebih dahulu menyelanya. "Kami akan jelaskan nanti Orion. Yang terpenting sekarang kita harus cari di mana Mirabell," gumam Ana pada Carlos dan Orion. Beberapa hari ini Ana dan Carlos juga mencari Mirabell, meski harus menyamar mereka masih mencari Mirabell dengan sekuat tenaga.  "Bagaimana aku bisa tidak tahu kalau mereka bukan mama dan papa? Sejak kapan kita terpisah?” Gumam Orion. “Sejak di hotel, kau ingat saat kita sedang mencari Mirabell? Mereka menyerang kami dan membawa kami ke suatu tempat. Mereka juga memantraimu tanpa sadar Orion. Sebenarnya wajah mereka tidak sama dengan kami. Hanya saja mereka menguncimu dengan mantra sehingga melihatnya seperti kami. Untung kami berhasil kabur dan menemukanmu,” gumam Ana. “Sekarang mereka ke mana?” Gumam Orion. Terlalu banyak pertanyaan di kepala Orion yang membutuhkan jawaban sekarang. Semua ini seperti teka-teki yang sulit dan tak masuk akal. “Mereka sudah kembali ke Dendrum. Kita aman sekarang,” gumam Carlos. “Lalu ini rumah siapa, Ma, Pa?” gumam Orion dengan pandangan bingung. Ini pertama kalinya dia berada di rumah ini. “Rumah kerabat papa, besok kita sudah bisa kembali ke rumah,” gumam Carlos. Rasa lelah itu kini berganti dengan perasaan lega. Setidaknya Orion tidak sendiri sekarang. Mereka bisa melakukan pencarian Mirabell bersama lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN