Malam ini, Meira memilih tidur di kamarnya setelah beberapa malam ini, ia lebih senang tidur di kamar Igo. Selain kamar itu memang luas, nyaman, bersih, rapi dan apik. Kamar itu sudah membuat Meira jatuh cinta pada pemiliknya. Hatinya yang lemah dengan mudah tertaut pada senyum manis Igo yang memiliki lesung di kedua pipinya. Meira sudah merebahkan tubuhnya di kasur. Lampu kamar tidurnya sudah mati. Meira tidak menyalakan lampu tidur yang ada di nakas. Ia sengaja ingin tidur dalam keadaan gelap -gelapan. Masih ada sinar cahaya lampu yang menyorot dari arah luar tepatnya dari rumah mewah yang ada di samping Griya ini. Kedua mata Meira masih menatap ke arah langit -langit kamar. Smeuanya memang bewarna gitam karena gelap. Ceklek ... Meira menoleh sekilas dan melihat pintu kamarnya di buk