Meira membenci hari ini. Baru sebulan menikah, dan berbagi ruang kantor dengan Igo terasa seperti siksaan. Igo harus terbang ke Singapura, urusan kantor yang rumit. Perusahaan di sana dialihkan ke Anggoro, adiknya, tapi beberapa hal tak bisa diselesaikan tanpa Igo. Meira memohon untuk ikut, tapi Igo menolak. Meira sedang sakit, dan Igo khawatir membuatnya semakin parah. Lagipula, ia hanya pergi sebentar, berjanji pulang malam. Di bandara, Meira melambaikan tangan saat pesawat Igo lepas landas. Firasat buruk menggelayuti hatinya. Ada sesuatu yang akan terjadi, ia merasa, tapi tak tahu apa. - Singapura - Anggoro, yang berjanji menjemput, menelepon, ia tak bisa menjemputnya. Sopirnya cuti dan Igo harus pesan transportasi online untuk sampai ke Kantor. Baru keluar bandara, suara