Dengan keyakinan penuh, Igo berhasil merengkuh kenikmatan pagi ini setelah tidur. Peluh di sekujur tubuh mereka malah membuat semangat keduanya semakin membara. Napas mereka mulai memburu dan harus mengontrol detak jantung yang kian menari tak karuan. Dunia Igo saat ini hanyalah Meira dan dunia Meira juga hanya ada Igo. Keduanya sudah saling tertambat satu sama lain. "Ah ... Mas ..." teriak Meira di sela -sela kefokusana untuk menggapai klimaksnya. Igo terus enggenjo tubuh mungil Meira yang berada di bawah tubuhnya. Ia melakukannya penuh cinta walaupun terlihat menyakitkan sekali. "Uhhh ... Mei ..." teria Igo juga secara spontan. Pagi itu begitu indah. Seluruh beban yang tadi berkecamuk di pikiran dan bahunya. Perlahan menghilang dan tubuhnya malah terasa enteng. Tak sampai sepuluh