"Jadi gimana?" tanya Igo pura -pura panik. "Ya mau gimana lagi. Kamu harus menerima pekerjaan apapun yang ada karena gak bawa urat lamar pekerjaan," jelas Meira dengan wajah sendu. Ia kasihan pada Igo tapi juga kesal bin jengkel. "Iya gak apa -apa," jawab Igo begitu santai. Meira menatap Igo dengan lekat. Igo bilang dia pengangguran, tetapi kenapa pakaian Igo ellau bagu dan terlihat mahal. "Kamu kok bisa tinggal di Griya?" tanya Meira hati -hati. Sontak pertanyaan Meira membuat Igo terkejut. Ia juga menatap Meira lekat sekali. Ia belum memiliki jawaban soal ini. "Aku .... Emmm ..." Igo belum sempat menjawab dan supir taksi online sudah lebih dulu bicara. "Maaf ... Taksinya masuk ke dalam sana? Atau mau turun disini," tanya supir taksi itu dengan sopan. "Masuk Pak," titah Igo pada