Bab 75 : Cerita Bahagia di Jepang

1196 Kata

Mulut Nayla terlalu kelu untuk mengatakan kalau dia membawa gaun transparan itu. Apakah Nayla masuk dalam jajaran w*************a? Entah apa yang merasukinya hingga benar-benar membawa gaun merah menggelora itu dalam liburan mereka. “A—aku … aku tak sabar menanti hari esok, Mas,” jawabnya cepat. “Bagaimana kalau kita istirahat?” Raivan tersenyum lalu mengangguk. Sementara Nayla mengembuskan napas lega. Tidak malam ini, tolong beri Nayla waktu lagi. Raivan juga tidak terlihat tergesa itu yang membuat Nayla lega. Keesokan harinya Pagi di Tokyo seindah ini? Nayla menelisik sekitar memotret beberapa sudut. Ia tidak menyadari bahwa Raivan juga tengah mengabadikan momen dirinya. Raivan tersenyum melihat hasil jepretannya, lalu kembali menatap Nayla yang masih sibuk memotret dengan ponselny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN