Dan di sinilah Nayla sekarang, duduk di kursi samping ranjang pasien, menatap Bhanu yang berada dalam pangkuan Rafa. Di atas ranjang rawat inap rumah sakit itu, Rafa memeluk erat tubuh kecil yang sempat lemas setelah semalaman demam tinggi. Bhanu bersandar manja, sementara seorang perawat tengah menyiapkan alat pengambilan darah. Wajah Nayla masih terlihat cemas, tapi di balik kerutan di dahinya, ada setitik kelegaan. Tidak ada lagi tangisan yang memekakkan telinga. Hanya senyum kecil yang sesekali terbit dari bibir Bhanu, terutama setiap kali Rafa mengajaknya bicara atau membuatnya tertawa. Nayla sempat merasa tidak enak hati ketika beberapa staf rumah sakit tampak saling pandang bingung—mungkin karena Bhanu terus memanggil Rafa dengan sebutan ‘ayah’ dan berceloteh seperti mereka sudah

