Setahun telah berlalu Waktu berjalan, tapi bagi Nayla rasanya dunia tak benar-benar berubah. Tak ada yang pernah benar-benar mengajarkan bagaimana caranya hidup setelah ditinggal mati oleh orang yang kita cintai. Orang bilang waktu menyembuhkan. Namun, waktu yang Nayla habiskan tidak membuat luka itu sembuh. Luka itu masih utuh, hanya tertutupi rutinitas dan tumpukan hari-hari yang dipaksa dijalani. Ternyata berat, ya, menjadi orang yang ditinggalkan. Saat seseorang pergi menghadap Ilahi, mungkin penderitaan mereka selesai. Tapi kita yang tinggal? Kita harus tersenyum padahal ingin menangis. Kita harus terus hidup, padahal separuh dari jiwa kita sudah mati bersama yang telah pergi. Nayla menatap cermin pagi itu. Matanya tak secerah dulu. Namun, ia bisa melihat sorot kecil yang bertahan.

