Calvin mengusap wajahnya dengan kasar, ia tak tau kenapa bayangan sensual Oca terus mengganggu pikirannya. "Pak hari ini ada meeting dengan client dari Sinar land," ucap sekretarisnya, mengingatkan. "Batalkan!" sahut Calvin, memijit pelipisnya. "Tapi Pak ...." "Saya bilang batalkan, ya ... batalkan!" bentak Calvin, membuat sekretarisnya mengerjapkan mata tampak takut. "Baik Pak." Sekretarisnya pun pamit undur diri. "s**t!!" umpat Calvin, membanting proposalnya ke meja. Persetan dengan jilat ludah sendiri, jika kenyataanya justru dia sangat tersiksa dengan komitmennya untuk tidak mencintai Oca. Bocah tengil itu sukses membuatnya gundah gulana seharian, menyelipkan rasa rindu dihatinya. Calvin rindu aroma tubuh Oca, bibir kenyalnya, bahkan suara serak saat menyebutkan namanya. Ai