Alona diam, masih tak sanggup berbuat apa-apa, perasaannya begitu membenci, bahkan bibir rasanya ingin mencaci maki, menumpahkan semua rasa luka yang diakibatkan sikap b******k dari pria ini. Ya, sekarang Alona sangat yakin bahwa yang berada di dekatnya ini adalah Wickley Watson. Si pembuat onar di hatinya.
"Apa maumu?" Suara Alona terdengar serak dan bergetar, meski sudah berusaha kuat dan tenang, tapi tetap saja air mata yang mengalir di pipi tak terelakkan.
Pria itu tak bersuara, tapi Alona tahu bahwa jarak mereka semakin terpangkas, hembusan hangat dari napas pria itu terasa menggelitik di telinga wanita itu. Dia ingin mengelak, tapi hal itu akan membuat Wickley semakin merasa menang karena berpikir pengaruh dirinya begitu dahsyat untuk jiwa Alona.
"Aku merindukanmu," lirih pria itu
