Alona duduk santai dengan pemandangan asri di halaman belakang. Dia baru saja selesai olahraga pagi, berjalan keliling pekarangan rumah ini. Saat ini kandungannya sudah memasuki bulan ke tujuh, tak lama lagi ia akan resmi menjadi seorang ibu. Alona tersenyum senang membayangkan hal itu. Tapi, wajah cantik itu berubah murung ketika ingat percakapan terakhirnya dengan Wickley. "Aku mau anak ini. Jika kau ingin, kita bisa membuat satu lagi untukmu!" ujar pria itu santai. Alona berang bukan main, seorang anak bukanlah benda tak berarti yang bisa Wickley mainkan sesuka hati, cukup Alona yang menjadi mainan laki-laki itu, anaknya jangan. Pria kejam seperti Wickley memang tak akan tahu menghargai sesuatu, dia menganggap semuanya remeh, seakan tak punya arti sama sekali. Wanita itu tersentak,