Alona mulai mengepak barang-barang yang menurutnya penting. Keputusan sudah ia ambil, mama dan kedua saudaranya pun sudah setuju kalau Alona akan tinggal dengan tantenya untuk beberapa waktu. Ketika Alona mengatakan dia baik-baik saja, tentu semua itu tidak benar, yang paling ia rasakan saat ini hanyalah lelah. Lelah berpikir, dan lelah membatin. Kali ini ia akan melepaskan semua angan yang sempat terukir, setitik harap yang sempat hinggap, atau sekedar rasa yang mungkin pernah ada. Hidup yang baru ada di depan mata, dia tak akan menyia-nyiakan. Persetan jika laki-laki b******k itu kembali, Alona tak akan mau walau hanya sekedar menatap wajah busuk pria itu lagi. Dia sudah berjanji, dan ketika ingkar, sudah seharusnya dia tau konsekuensi. "Sudah selesai?" Ilyas muncul dengan wajah serta