Tatapan mata mereka beradu dalam, kaflin kian mendekat hingga bisa merasakan hangat napas satu sama lain. Tangan Kaflin perlahan turun di pinggul Ami. “Aurora sudah tidur.. aku belum mengantuk.” “Hm, terus?” Ami bertanya polos, padahal bisa membaca cukup dari gerakan tangan dan tatapan Kaflin. Kaki Kaflin juga menindih kakinya, dia tersenyum.. “kamu tahu apa yang aku inginkan. Singkirkan yang lain, sisakan hanya ada kita.” Pintanya, lalu menggulingkan tubuh mereka. Ami tertawa bersamaan mengalungkan tangan di leher suaminya. Menyerahkan diri dalam ciuman juga sentuhan yang selalu mampu buatnya melayang-layang. Kaflin benar, singkirkan yang lain sebab mereka hanya ingin bercinta dan menikmati momennya sebelum bayi yang sedang tertidur nyenyak itu bangun. *** Ami merasakan tangan