“Tunggu sebentar..” Kaflin mencegah Ami yang akan turun. Meski bingung dengan permintaan menunggu pria itu, Ami menurut sembari terus memerhatikannya yang melepas seatbelt, menarik kunci mobil setelah mesinnya mati kemudian membuka pintu dan keluar mobil. Kaflin berjalan cepat melewati bagian depan mobil menuju pintu sisi Ami berada.
Pintu dibukanya, Ami melepaskan seatbelt. “Pak dokter tidak perlu melakukan ini.” Ami keberatan tetapi Kaflin tetap menarik tangannya. Menggenggam, Ami keluar dari mobil.
Kaflin menutup pintu mobil tanpa melepaskan Ami. Terdiam dengan sesuatu yang bergemuruh hebat di hatinya saat Kaflin mendekat dan merangkul dengan tangan berada di pinggangnya.
“Ami, kenapa hanya diam dan melihat saya?!” tegurnya.
“Eh..” Ami hanya bergumam bingung. “Pak dokter mau apa
