“Masukkan tanganmu.” Kata Kaflin. Ami menurut begitu saja. Lalu siapa sangka Kaflin menarik bagian depan hingga Ami terhuyung dan mengikis jarak. Kaflin memaku tatapan mata gadis cantik itu sambil tangannya mengancingkan bagian dua kancing blazer yang sudah terpakai Ami. Kaflin sedikit menunduk, Ami memundurkan kepalanya. Ia merasakan hangat napas dokter tampan itu menerpa wajahnya. Kedekatan yang membuat dadanya berdentum teramat kuat. “Lain kali jangan memakai pakaian yang membuatmu tak nyaman. Pakaian itu ibarat prinsip hidup. Harus sesuai dengan prinsip hidupmu sendiri jangan ikuti prinsip orang lain.” Katanya. Ami segera menunduk, Kaflin tersihir pada gerakan bibir Ami saat wanita itu bicara. “Tidak ada pilihan lagi, hanya ini. Mbak Anna tidak bawa banyak pakaian, semua kebesa