Ami mengerutkan kening, tetapi polos tetap mengangguk. Menunduk ketika melihat tangan Kaflin membuat bagian atas tubuhnya terbuka. Bulu sekujur tubuh Amira merinding terutama ketika Kaflin menatap lapar, lalu ia menunduk meletakan bibir di garis tengah dadanya. Mengecup di kulit terbukanya. Ami mengeratkan tangan di leher Kaflin saat merasakan seperti sesap yang kuat. Kaflin meninggalkan tanda.
Mata Amira perlahan sayu, merapatkan kedua kakinya. Ia refleks sedikit bangun ketika tangan Kaflin menyelinap ke belakang punggung dan dengan mudah melepas pengaitnya, pelapis payudaranya melonggar, Kaflin naikkan hingga mencuat ranum rona warna titik di tengahnya. Merah muda alamiah, mengencang ketika dingin membuainya. Kaflin mengerakkan tangan mengusapnya seringan bulu, membuat Amira memejamkan
