Kaflin dan Amira turun di rumah sakit, sopir menunggu mereka. Membiarkan kopernya tetap ada di bagasi mobil. Barang-barang penting, termasuk identitas dan surat-surat lainnya ada di tas yang Ami pegang. Mereka tidak perlu khawatir, dalam koper hanya ada pakaian-pakaian juga beberapa barang perlengkapan lainnya. Sejak dalam taksi, Ami dan Kaflin sudah sibuk dengan pikiran masing-masing. Ami menoleh saat Kaflin meraih jemarinya dan menggenggam erat. Kali ini Ami membiarkan Kaflin menuntunnya. Mereka menaiki lift menuju ruang rawat yang ditempati oleh Shenna. Semakin dekat dengan ruangan, semakin jantungnya bergemuruh hebat. Keduanya berhenti di depan sebuah ruang rawat. Kaflin menoleh pada Amira. Ada keraguan di mata Amira, tetapi ia tak mau mundur. Melewati pintu di depannya, mereka h