10. Otak konspirasi

1043 Kata
Dino, Sivana dan Xian mengambil beberapa sample makanan yang sudah diproduksi di pabrik ilegal itu. Saat mereka baru memijakkan kakinya di pabrik, bau menyengat sudah menusuk hidung mereka. Dino membongkar kardus-karud makanan ringan yang sudah jadi, saat membukanya dia langsung menutupnya kembali saat melihat warna makanan itu yang sudah jelas menggunakan pewarna dengan zat berbahaya.  Setelah selesai menyita bahan dan makanan jadi itu, mereka segera kembali ke laboratorium untuk meneliti zat yang terkandung dalam makanan-makanana itu. Xian memilih duduk di belakang, sedangkan Dino menyetir di deepan dan SIvana ada di sampingnya. Yang membuat xian curiga tentang konspirasi mencelakai Dino adalah, semua gerak gerik Sivana yang sangat mencurigakan. Dino pernah bilang klau Dino selalu celaka saat keluar, tapi dua kali keluar tidak ada apa-apa yang terjadi. Saat bersama Sivana, kini tidak ada tragedi apa-apa. Tidak ada ledakan atau tidak ada hal-hal aneh yangjanggal.  Xian membuka hpnya, gadis itu berselancar di sosial medianya membua aplikasi belanja kilat. Xian memasukkan beberapa alat yang akan dia gunakan untuk merakit robot pintar, Xian membayar sekalian via transfer dan menuliskan alamat lengkapnya.  Xian melirk depan, tanpa sengaja matanya bersitubruk dengan mata Sivana. Buru0buru Xian mengusung senyumnya, Sivana pun balas tersenyum meski sangat sedikit.  Setelah beberapa menit kemudian, Dino, Sivana dan Xian sampai di laboratorium. Dino dibantu Xian segera membawa barang-barang makanan itu untuk menuju laboratorium. Saat di laboratorium, ketiga orang itu sibuk meneliti makanan-makanan itu.  "xian, hancurkan makanan ini dan tambah dengan air!" titah Dino memberikan satu stik makanan pada Xian. Xian mengambilnya dengan finset dan meletakkan di mortal pastle. Xian menambahkan seidkit air dadn mengaduk dengan pengaduk sekaligus menggilas bahan itu.  "Sudah larut," jawab Xian menyerahkan mortal pastle itu pada Dino. Dino mengambil cairan otu dengan pipet ukur dan meletakkan di kaca datar. Dino membawa kaca itu di corong alat pengamat objek. Saat Dino melirikkan matanya di kaca itu, terlihat jamur-jamur yang dihasilkan dari bahan kimia berbahaya. Dengan sigap Dino mencatata semua hasil penelityiannya dalam kertas.  Sivana menegug ludahnya kasar saat melihat Dino yang tampak mempesona saat sedang serius begini. Xian juga  tak luput menatap Dino, gadis itu juga menatp Sivana yang oelihatan sekali tidak berkedip saat menatap Dino.  "Ekheem," dehem Dino membuat Xian dan Sivana tersentak. Kedua perempuan itu kembali pada kegiatan masing-masing.  "Xian, sini!" titah Dino memanggil Xian untuk mendekat.  "Ada apa?" tanya Xian.  Karena tidak sabar dengan Xian, Dino menarik Xian dan menekan kepala Xian untuk menghadap alat pengamat objek. Lehernya yang dicekal Dino membuat Xian merinding seketika, apalagi dai yang mendapat tatapan tajam dari Sivana.  "Sial, Dino membuatku harus berurusan dengan Sivana," jerit batin Xian dengan kesal.  "Bisa kamu lihat kalau di sana banyak jamur yang berkembang> Itu karena zat pewarna yang digunakan untuk mengolah makanan itu sangat bebrbaya. belum oagi campuran pemanis buatan, MSG dan yang lainnya. Bisa kamu lihat dengan jelas lagi?" jelas Dino seraya memutar alatnnya agar bisa zoom lebih jelas.  "Em, aku bisa melihatnya," jawab Xian. Xian menegakkan tubuhnya, gadis itu segera menyingkir dari Dino.  Pukul tujuh malam, mereka baru keluar dari ruangan laboratorium. Keringat tampak mengucur di pelipis mereka. Mereka baru saja lembur untuk meneliti makanan dari pabrik, karena hasilnya akan segera diserahkan kepada penyelidik. Dino mengunci ruang laboratorium dan mengantongi kuncinya.  "Prof, Miss, aku pulang duluan, ya! Permisi," ucap Xian berpamitan. Sivana menganggukkan kepalanya, tapi tidak dengan DIno.  "Bagaimana kalau aku antar?" tanya Dino menawari.  "Tidak perlu," jawab Xian segera berlari untuk menjauhi Dino dan Sivana. Dino mengerutkan alisnya, dia heran dengan tingkah Xian yang terkesan menjauhinya. "Prof, boleh aku nebeng? Aku tidak membawa mobil," ucap Sivana.  "Baik," jawab Dino mengiyakan. Dino segera berjalan yang langsung disusul oleh Sivana. Sivana tersenyum seorang diri sembari mengikuti Dino.  Dino memasuki mobilnya dan duduk di balik kemudi. Sedangkan Sivana segera memasuki di sisi sebelah Dino. Untuk kali pertamanya mereka berdua berada dalam satu mobil tanpa ada gangguan.  Sivana melepas kancing kemeja yang dia pakai, gadis itu berharap menarik perhatian Dino. Namun, Dino sama sekali tidak terusik. Dino masih fokus menatap hal lain.  "Prof, kertas analisa tadi berada di lab? Siapa yang akan mengambilnya di sana?" tanya Sivana.  "Nanti sudah ada orang yang akan mengambil kertas itu. Dia punya kuncinya," jawab Dino. Sivana menganggukkan kepalanya. Gadis itu memutar otaknya ingin membicarakan hal lain lagi agar banyak perbincangan sama Dino, tapi dia sendiri bingung mau apa.  Sivana mengambil hpnya, dia mengirimkan sinyal pada adiknya untuk mengikuti Xian. Sivana ingin tau lebih detail rumah Xian. Namun, adiknya sama sekali tidak menangkap sinyal apa-apa. Beberapa kali Sivana mengirimi pesan, adiknya tetap tidak menjawab.  Xian berlari menuju gang-gang sempit yang ada di sekitar rumahnya. Xian mengeluarkan hpnya dan mengirim pesan pada Dino.  Xian: Help me! Tak lupa Xian mengirim share lokasi pada Dino. Xian merasa dari tadi ada yang mengikutinya. Kecurigaannya makin kuat pada Sivana. Baru saja dia terlihat dekat dengan Dino, kini keselamatannya sudah terancam.  Sivana tersenyum senang saat pada akhirnya Cameo menangkap sinyal darinya. Setelah DIno mengantarnya pulang, Sivana segera masuk ke dalam rumahnya. Sedangman Dino, pria itu melihat hpnya dan mendapati pesan dari Xian.  Dino segera menjalankan mobilnya menuju share lokasi yang dikirimkan pada Xian. Dino tidak paham apa maksud Xian, tapi Dino yakin kalau saat ini Xian sedang tidak baik-baik saja.  Xian memasuki rumahnya dan mengambil paket yang ada di depan rumahnya,. Tanpa memasuki rumahnya, Xian segera turun lagi untuk menuju ke bawah. Mata Xian berbinar saat mendapati mobil Dino yang ada di sana. Tanpa basa-basi, Xian memasuki mobil Dino.  "Prof, jalankan mobilnya satu kilo lurus ke depan, aku akan ganti mobil ke depan!" ucap Xian yang panik.  "Sebenarnya kamu ini kenapa?" tanya Dino yang bingung.  "ini penting, biar aku saja yang menyetir!" ucap Xian mendorong Dino untuk keluar dari mobil.  "Apa maksudmu?"  "Gara gara profesor, aku sedang dalam bahaya. Sekarang jalankan mobilnya satu kilo meter ke depan!" bentak Xian yang membuat DIno makin heran. Karena kebingungan Dino menjalankan mobilnya. Dino menjalankan dengan kecepatan tinggi menuju lurus ke depan.  "Maksudmu apa saat kamu ada dalam bahaya?" tanya Dino masih menekan gasnya dengan kuat.  "Gara-gara Sivana yang otak dalam mencelakai profesor, sekarang aku dalam incaran mereka. Lihat mobil yang di belakang sana, itu adalah mobil anak buah Sivana," jelas Xian sembari mendekap kardus yang dia bawa. Kardus berisi alat untu merakit robot.  "Bagaimana kamu bisa tau?" tanya Dino yang bahkan tidak kepikiran soal Sivana.  "Mudah saja, kita gunakan logika untuk berpikir!" jawab Xian. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN