Tidak sengaja Anggara melihat Mira yang berdiri terpaku di sana, sedang menatap mereka dengan diam dan nyaris lupa berkedip. Sepertinya Mira sedang cosplay jadi patung karena mau mundur pun sudah terlanjur melihat. “Ohh Ayara, silakan pergi berbelanja sepuas hatimu.” Anggara segera melepaskan pelukan Ayara. “Dan jangan lupa sarapan di ruang makan, sebab kamu harus banyak menghasilkan stock asi!” Setelah itu Anggara berjalan cepat meninggalkan Ayara yang masih tersenyum sumringah. Dia sendiri belum sadar ada Mira di sana. Mira yang melanjutkan langkahnya setelah Anggara melewatinya, langsung menepuk pundak Ayara. “Bagaimana? Sudah dapat izin ya dari Tuan Anggara?” Ayara mengangguk cepat. Beberapa kali. “Iya sudah.” “Ahh saya ikut senang, Nona.” Keduanya berpelukan. Namun Mira juga seger

