Memang benar. Anggara seperti uring-uringan sendiri di ruang kerja. Sebenarnya tidak sendiri. Ada Theo di sana. Mereka baru saja pulang dari jadwal pertama hari ini, meeting di luar. Jadi, mereka baru saja sampai di kantor. Dan Anggara sudah langsung teringat dengan Ayara. Yang dia izinkan pergi keluar hari ini, hanya dua jam. Sekali lagi dia melirik jam di pergelangan tangan. Tadi Ken melaporkan saat baru saja berangkat dari mansion. Itu tiga puluh menit lalu. Ya, baru setengah jam, masih ada waktu satu setengah jam lagi untuk Ayara kembali ke mansion. “Kalau lo khawatir, susulin saja sana, Ga! Sekalian antar pulang habis itu.” Theo geleng-geleng kepala. Anggara mendelik tajam pada sang sahabat. Sedari tadi dia hanya diam tapi bukan berarti mengiyakan semua ocehan Theo yang nggak ada

