Ayara menggeleng beberapa kali. Dia mundur perlahan, beberapa langkah. Dia ketakutan setengah mati. Terakhir kali Ryan melampiaskan nafsunya, suaminya itu sangat kasar. Minta dipuaskan dengan gaya bermacam-macam. Entah Ryan habis menonton film apa, atau mungkin dia mengintip teman nongkrongnya sendiri. Yang jelas malam itu Ryan pulang bagaikan singa kelaparan. Tapi bukan perutnya yang lapar, melainkan bawah perutnya. Cuaca hujan cukup kencang, membuat rintihan Ayara tidak sampai terdengar ke kamar Riska, sang ibu mertua. Ryan hanya ingin dipuaskan, tapi tidak memikirkan kondisi Ayara sama sekali yang sedang hamil besar. Di saat perut istrinya yang membuncit, Ryan justru asyik menggenjot berulang kali sampai Ayara terengah-engah. Akibatnya perut Ayara sakit sekali karena kram. Tapi Ryan m

