“Astaga!” Gwen melotot. Dia refleks memundurkan badan sampai bersandar di kursi dengan cukup kencang. Raut wajahnya begitu jijik melihat Ayara. Namun Anggara justru memajukan badan supaya bisa melihat Ayara dengan lebih jelas. Kemudian dia mengambil beberapa lembar tisu dan diberikan pada Ayara. Tidak hanya itu, Anggara juga menyodorkan gelas minuman Ayara. Ekspresi Gwen dari jijik pada Ayara sampai berubah menjadi heran bercampur kesal pada Anggara. “Maaf,” ucap Ayara seraya menatap bergantian pada Gwen dan Anggara. Terlihat malu sekali. “Nggak apa-apa. Wajar saja ada orang yang tidak suka sushi. Aku kira kamu sudah pernah makan sushi sebelumnya.” Nada suara Anggara terdengar terlalu lembut di telinga Gwen. “Ya mana pernah orang kayak dia ini makan sushi sih, Ga! Memalukan dan bikin

