“Kamu Ayara?” Ayara mengangguk dengan senyum ceria. Bahkan dia memegang dressnya di bagian bawah pundak lalu bergoyang ke kanan ke kiri, seakan sedang memamerkan baju baru yang dipakainya. Gwen mendengkus kesal. Jangan khawatir, Gwen. Pelayan tetaplah seorang pelayan. Ingat! Dia hanya ibu s**u Alvino! Tidak lebih. Gwen menyemangati dirinya sendiri. “Anggara! Katanya mau belikan dia baju untuk dia kerja. Dia kan hanya ibu s**u Alvino, kenapa malah dibelikan dress bagus begitu?” Anggara hanya menaikkan kedua alis. “Dia memilih bajunya sendiri, aku tinggal bayar. Sudahlah, mau pakai baju apapun ya tidak masalah, asalkan bukan baju buluknya yang sudah robek itu. Jadi, kamu sudah pesan atau belum?” Anggara sengaja mengalihkan perhatian Gwen. Dia malas ribut-ribut. Gwen menggeleng. “Belum

