Untuk lima detik Anggara hanya mampu menatap tanpa bicara sepatah katapun. Dia sedang menikmati, memandangi seorang gadis cantik di depannya. Jangan ditanya seberapa sering Anggara bertemu dan bahkan dikellilingi wanita-wanita cantik. Tapi yang ini berbeda, cantik apa adanya, seperti gadis itu … tidak sadar kalau dirinya cantik. Tapi … siapa dia? Apa dia yang memanggilku tadi? Ayara justru merasa Anggara sudah marah lagi padanya, karena hanya diam tanpa menjawab apa-apa. “Tuan Anggara maafkan aku!” Tatapan sayu nan memelas. “Aku tahu aku salah tapi … seseorang memaksaku mencoba dress ini makanya aku terlambat. Tolong jangan hukum aku, ya?” Suara itu. Anggara baru tersadar kalau gadis itu adalah Ayara. Suaranya serta caranya berbicara, merayu. Astaga! Dia Ayara! Kamu … sangat cantik, Ayar

