Bab 34

1952 Kata

HAPPY READING *** Dewa menatap ke arah layar persegi itu, ia menekan tombol hijau, meletakan ponsel di telinga kirinya. Ia menunggu Medina mengangkat panggilannya, sementara ia melirik Tibra masih memperhatikannya secara intens. Beberapa detik berlalu sambunganpun terangkat, “Iya sayang,” ucap Medina dibalik speaker ponselnya. Dewa memandang Tibra lalu tersenyum penuh arti, ia akan membuktikan bahwa Medina memang pantas bersamanya, “Sayang, aku ada di Arts Café, lantai dua, kamu bisa ke sini?” ucap Dewa, memberitahu posisinya. “Ada apa di sana?” tanya Medina penasaran. Ia mulai berpikir, apakah Dewa bertemu dengan Tibra di Arts Cafe? Apa yang harus ia lakukan jika bertemu dengan saudaranya itu. “Saudara kamu ingin bertemu denganmu.” Medina mmenarik nafas panjang, ia memejamkan mat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN