Dafa mengintip dari celah pintu melihat Celine yang sedang membacakan dongeng kepada Zee. Dafa menelan ludah, dengan hati-hati membuka lebar daun pintu dan berjalan masuk. "Cel—" "Ssssttt," Celine tidak menatapnya hanya memberi kode kearah Zee yang sudah tidur. Dafa menarik napas, dengan pelan tanpa menimbulkan suara duduk di samping Celine, gadis itu tidak melihatnya, melirikpun enggan, tapi Dafa sadar kalau itu semua karena ulahnya sendiri. Dafa melirik tangan Celine, lalu secara lembut menggenggamnya, terasa hangat dan nyaman. "Maaf," bisik Dafa hampir tanpa suara, "maafin aku," ulangnya kini mengecup punggung tangan mungil itu. Tatapan Celine masih jatuh kearah Zee, bahkan Celine tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya datar dan kosong. Dafa menjatuhkan kepalanya ke pundak Celi