Bab 38

636 Kata

Giana menuruni tangga rumah itu dengan langkah perlahan, wajahnya sudah kembali tersenyum manis seakan tidak terjadi apa pun sebelumnya. Padahal dalam hatinya masih ada bara dendam yang tidak padam. Di tangannya ia membawa nampan berisi cangkir kopi hitam pekat yang aromanya kuat, menebarkan bau khas biji pilihan. Tidak ada yang akan curiga dengan kopi ini. Namun hanya Giana yang tahu, di dalam cairan gelap itu tersembunyi bubuk putih yang ia larutkan dengan telaten. Obat sakit perut itu sudah ia pesan jauh-jauh hari, dan malam ini menjadi waktu yang tepat untuk membuat Mark merasakan penderitaan. Mark duduk santai di ruang tamu dengan rokok yang sudah hampir habis di tangannya. Tatapan matanya tetap penuh percaya diri, seolah tamparan Giana di restoran tadi hanyalah hiburan kecil untukny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN