Pagi itu, matahari baru saja naik, menyoroti kamar Giana dengan cahaya hangat. Gadis itu berdiri di depan cermin besar yang menempel di dinding kamarnya. Rambutnya yang panjang tergerai lembut, wajahnya sudah dipoles dengan make up tipis yang membuatnya terlihat segar. Namun, bukan itu yang ia perhatikan paling lama. Tatapannya terpaku pada benda berharga yang kini tergantung di lengannya—tas Dior keluaran terbaru yang semalam diberikan oleh Mark. Ia memiringkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, menyesuaikan posisi tas agar terlihat lebih sempurna. Senyum kecil tak bisa disembunyikan dari wajahnya. "Tas Dior asli," gumamnya lirih, penuh dengan rasa puas. Perasaan jengkel dan muak terhadap Mark semalam seolah memudar, berganti dengan kebanggaan karena kini ia memiliki sesuatu yang tidak dimil

