38

2864 Kata

Harum tertegun di sofa. Matanya masih basah, hatinya bergetar keras mendengar teriakan Roy yang menggema keluar rumah. Tetangga sempat membuka jendela, menatap dengan heran. Tapi Roy tidak peduli. Ia menutup pintu kembali dengan hentakan, lalu jatuh berlutut di depan Harum. Napasnya masih terengah, matanya merah penuh air. "Rum … aku udah nggak punya apa-apa lagi buat ditunjukin. Cuma diriku yang tersisa. Kalau kamu masih ragu … biarin aku buktiin setiap hari, sampai kamu percaya. Jangan minta aku berhenti, karena aku nggak akan berhenti berjuang buat kamu." Harum menatapnya lama. Hatinya berperang antara cinta yang dalam dan luka yang teramat sakit. Ia ingin percaya, tapi bayangan masa lalu, rasa takut ditinggalkan, terus menghantui. "Roy … aku ini rapuh," bisiknya. "Kalau suatu hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN