26

1219 Kata

Beberapa minggu berlalu sejak malam hujan itu. Hubungan Harum dan Roy atau Galih Hanggar, nama lengkapnya yang baru belakangan Harum ketahui berkembang tanpa mereka sadari. Hari -hari terasa lebih ringan, seperti pagi yang selalu disambut tawa kecil dan candaan yang hangat. Harum, yang dulunya kaku dan penuh waspada, kini terbiasa menyambut pagi dengan pesan singkat dari Roy. "Selamat pagi, Komandan Harum. Sudah senyum hari ini, belum?" Kadang disertai foto pancake hangus buatannya sendiri, yang tentu saja selalu berujung tawa panjang saat video call. Tak hanya itu, Roy sering datang ke rumah bukan lagi sebagai ‘tamu yang kebetulan kehujanan’, tapi sebagai sosok yang benar -benar menjadi bagian dari keluarga. Mama Harum pun semakin terbuka, bahkan sesekali menyuruh Harum menyiapkan teh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN