Sean pulang ke rumahnya, mendapati sang ibu yang bertanya, “Kok sendirian aja? Rahinya mana?” Sean meneguk segelas air di dapur, tatapannya lurus ke depan, lalu mendesah. “Ada di rumah.” Sean belum bilang kepada ibunya bahwa dia sudah pindah dari kediaman Martapatih. Biarlah dia bicarakan itu nanti. “Kalian berantem?” Sean mencomot masakan ibunya, lalu mengambil piring dan berencana untuk mengisi perutnya. “Nggak.” Miranda pun membiarkan putranya makan malam di sini dan tidak memberikan pertanyaan lagi sampai kemudian Sean selesai, lalu beranjak ke kamar. Ada yang aneh. “Udah jam sepuluh, kamu gak pulang?” “Ibu ngusir Sean?” tanyanya sambil duduk di ranjang. Miranda mendengkus. “Terus kamu mau nginap di sini?” Sean diam. “Cerita sama Ibu, lagi berantem sama Rahi, kan?” “Nggak,”