"Coba ini! Apakah pas?" perintah Yasmin, mengamati jaket yang dicoba oleh Shen Amun Ra. "Dasar tampan, pakai baju apa saja tetap tampan, heran!" batin Yasmin, diam-diam kagum menatap Shen Amun Ra. Sementara Shen hanya menurut saja diapakan oleh Yasmin.
"Apakah pantas?" Shen tajam menatap Yasmin. Dia mencoba semua barang yang dipilihkan Yasmin. Baik topi, jam tangan, dan sepatu juga tak lupa dari pengamatan Yasmin.
"Eh! Pan-pantas!" Yasmin, terkejut saat ditanya oleh Shen Amun Ra, karna ketampanannya Yasmin sampai lupa diri.
"Lalu apalagi yang harus kucoba?! Apakah sudah selesai belanja pakaiannya?!" Shen tidak sabar ditatap semua orang, khususnya wanita.
"Belum. Setelah ini masih mau belanja pakaian dalam, kaos buat santai, dan celana pendek buat di rumah," Yasmin memeriksa pakaian yang dia beli untuk Shen Amun Ra. Semuanya berjalan sempurna.
"Apa kamu tidak belanja pakaian?!" Shen lekat menatap setiap gerak gerik Yasmin, sungguh cekatan dan pantas bekerja untuk ayah angkat Shen Amun Ra.
"Aku ... Aku nanti saja, Shen. Yang penting kamu dulu."
"Baiklah! Kau pilih baju untukku dan aku akan pilih baju untukmu," Shen meninggalkan Yasmin dan menuju ke toko khusus pakaian wanita. Dia mengambil Dress, baju tidur seksi dan juga pakaian dalam untuk Yasmin pekerja ayahnya.
"Hei!! Aku bisa pilih sendiri! Kau pilih baju untukmu saja!" protes Yasmin, memerah pipinya tatkala Shen memilihkan gaun tidur untuknya.
"Aku pilih ini, kau harus pilih ini! Mengerti?!"
"Baiklah!" seru Yasmin, mengalah pada pilihan Shen Amun Ra. Tidak mau berdebat, antara takut dan malu bercampur jadi satu.
Setelah belanja cukup lama, Yasmin istirahat di mobil dengan cara duduk dan memejamkan matanya, Shen di samping menungguinya, wajah cantik Yasmin membuat Shen gemas dan ingin menciumnya tapi panggilan telepon seseorang di ponsel Yasmin menghentikan niatnya.
"Hallo," sapa Yasmin tanpa melihat nama orang yang menelponnya.
"Sayang, bagaimana kabarmu?! Apa kau baik-baik saja?! Kembalilah padaku!! Aku merindukanmu, Sayang. Aku mohon!" seru pria di ujung sana yang ternyata adalah Yoseph.
"Kau?! Kenapa kau menghubungiku?! Kita sudah berakhir, Yoshep," jelas Yasmin, langsung membuka lebar matanya, Shen tampak tidak suka dengan kegugupan Yasmin.
"Aku dan Yasira hanyalah salah paham, Sayang. Aku mencintaimu!! Tunggu Aku, Sayang. Aku akan menjemputmu," ucap Yoseph, memaksa.
"Tidak!! Jangan mencariku, Yoseph. Meski salah paham, kalian berdua sudah memiliki anak. Jadi bertanggung jawablah," paksa Yasmin tidak mau membuat Yasira terluka hatinya.
"Tapi aku tidak mencintainya, Yasmin. Aku--"
"Cukup!! Apa kau tidak dengar?! Kekasihku sudah bilang kalau dia tidak mau kembali padamu! Jadi jangan mengganggunya dan biarkan kami berdua hidup bahagia!! Dan satu lagi!! Perkenalkan! Aku calon suaminya! Shen Amun Ra!" tekan Shen, merebut ponsel Yasmin dan menjawab semua ucapan Yoseph. Dadanya terlihat naik turun menahan kesal.
Yasmin berusaha merebut ponselnya dari Shen tapi tidak bisa, Shen telah mematikan ponselnya dan menatap Yasmin penuh ancaman! Yasmin ketakutan.
"Siapa dia?!" tanya Shen, seram.
"Emm ... teman! Ya! Hanya teman," bibir Yasmin gemetar.
"Aku belahan jiwamu, Yasmin!! Nyawa kita bersatu!! Jadi aku bisa merasakan kau bohong atau tidak! Katakan!! Siapa dia?!" tajam Shen, untuk yang kedua kalinya, kali ini disertai bentakan keras.
"Mantan kekasih, ya ... hanya mantan kekasih," lirih Yasmin, menundukkan kepalanya.
"Apa kau mencintainya?!"
"Tidak! Tentu saja tidak!" Yasmin panik. Dia takut Shen akan menghajar Yoseph kemudian membunuhnya sama seperti dua preman tadi. Biarlah Yasmin berkata bohong setidaknya nyawa Yoseph aman! Lagipula Yoseph sudah punya anak dari Yasira, mau tidak mau Yasmin harus melupakannya. Itulah sebabnya dia datang ke Mesir dan jadi asisten Tuan Robert Davidson! Sengaja ingin melupakan kenangan buruk di Indonesia.
"Bagus! Sekarang ayo kita menikah! Setelah itu pulang dan kalau Yoseph atau pria sialan itu mengganggumu!! Bilang saja padaku! Aku akan membunuhnya," ancaman Shen, membuat Yasmin langsung diam! Shen bukanlah pria sembarangan, dia setengah iblis meski wajahnya tampak rupawan, kelakuannya lebih seram daripada malaikat maut.
Shen menjalankan mobilnya dengan cepat, Yasmin pucat karna ucapan atau ajakan Shen untuk menikah dengannya terlalu mendadak! Ingin rasanya menolak tapi tidak bisa, takut pria itu akan menghabisinya, Shen benar-benar keras kepala.
Memikirkan ucapan Shen Amun Ra, Yasmin terus diam tanpa kata, jiwa Fir'aun dalam diri Shen membuat Yasmin ketakutan.
Saat melewati tempat suci umat Muslim, Shen menghentikan mobilnya, karna penasaran, Yasmin bertanya. "Kenapa, Shen?! Apa kau ingin shalat?" tanya Yasmin, sementara Shen hanya diam saja mengamati Masjid dengan seksama.
"Shalat memang kewajiban bagi semua umat Muslim! Tapi untuk manusia terkutuk seperti diriku ini ... apakah akan diterima?! Bahkan rakyatku zaman dulu menyebutku sebagai Dewa, bukankah Dewa bisa menghidupkan orang mati?! Kenapa aku tidak?! Aku gagal menghidupkan kedua orangtuaku," batin Shen, menatap kosong ke arah kubah Masjid. Mungkin dulu memang dia Di-Dewakan oleh rakyatnya, disayangi dan dipuja layaknya seorang Dewa, saat menghadapi kematian orangtua bahkan istri pertamanya! Shen merasa dirinya bukanlah siapa-siapa! Kekuatan hebat yang dia miliki selama ini rupanya bukanlah semata-mata miliknya, tapi milik kekuatan lain.
Kekuatan yang tanpa seorangpun bisa mengetahui bahkan memahaminya, dan kekuatan yang tidak terlihat itulah yang mungkin berasal dari hal yang disebut 'Tuhan' oleh umat Muslim, mungkin juga oleh umat Kristiani, ALLAH ....
Sementara Dewa yang sesungguhnya! Mungkin memang ada dan hanya orang-orang tertentu yang mempercayainya, sejak datang ke masa kini, banyak manusia menyembah berbagai kekuatan yang mereka imani sejak kecil.
Umat Islam, Allah ....
Umat Kristiani, Yesus ....
Umat Hindu dan lain-lain, Dewa-Dewi ....
Tapi ada pula yang hidup tanpa percaya dengan adanya Tuhan atau Dewa-Dewi seperti orang Ateis atau orang menyebut mereka Ateis.
Manusia hidup dengan akal dan kepercayaannya masing-masing.
"Apa kau lupa?! Kita akan menikah, Yasmin!" jawab Shen, penuh tekanan beralih menatap Yasmin.
"Me-menikah?! Shen ... pernikahan bukanlah permainan yang bisa dipermainkan dengan mudah! Harus ada saksi, wali, dan mahar. Lagipula keikhlasan hati pasangan itu yang paling utama, tidak boleh ada pemaksaan," protes Yasmin, putus asa dengan ajakan Shen.
"Sayangnya aku tidak peduli, Yasmin. Kalau kau menikah denganku, aku akan melindungimu seumur hidupku! Sementara kalau tidak?! Itu bukan urusanku melainkan urusanmu sendiri karna tinggal bersamaku tanpa status, bagaimanapun juga! Kita akan tinggal bersama sampai maut yang memisahkan kita! Dalam keadaan apapun!! Kau akan tetap jadi milikku, kekasihku ... nyawaku ... jadi terserah padamu mau menikah denganku atau tidak?!" Shen memberi pilihan yang tidak ada jawabannya menurut Yasmin.
Yasmin geleng-geleng kepala tak berdaya, ingin kabur dari pandangan Shen tapi sudah terlanjur, ini pilihan Yasmin! Bukankah kakaknya Yoanna sudah melarang dia datang ke Mesir?! Tapi apa yang Yasmin lakukan?! Gadis itu tetap berangkat dengan sifat keras kepala di hatinya.
"Ayo, Yasmin," ajakan Shen membuat Yasmin terkejut, entah kapan Shen keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Yasmin.
"Shen ... bagaimana kalau kita jalani dulu hubungan kita?! Jangan langsung menikah," pinta Yasmin, untuk yang kedua kalinya.
Karna tidak sabar, Shen mendekat ke arah Yasmin dan menekan kuat tubuh Yasmin ke tubuhnya. "Aku bukanlah manusia biasa, Yasmin! Aku adalah Fir'aun generasi ke-18. Keinginanku tidak boleh ada yang membantah!! Kalau kau macam-macam! Maka kakak beserta kekasihmu Yoseph akan Aku habisi! Mengerti?!" ancaman Shen kali ini sukses membuat Yasmin ketakutan. Kakaknya dan Yoseph tidak boleh meninggal gara-gara dirinya, Yasmin menganggukkan kepalanya.
"Ba-baiklah," Yasmin mengikuti kemauan Shen.
"Bagus, Nya-waku ... " bisik Shen, tepat di lubang telinga Yasmin. Shen tersenyum puas, dia melepaskan badan Yasmin dan berjalan menuju tempat suci umat Muslim, Shen bicara pada penghulu sementara Yasmin menatap keduanya dengan hati gelisah.
Penghulu itu baru saja menikahkan seseorang, terlihat suasana penuh dengan bunga dan dekorasinya sangat cantik, tempat acara pernikahannya ada di luar masjid, lebih tepatnya di sebelah. Bahkan para tamu saja belum pulang! Setelah selesai berbicara dengan Pak penghulu, Shen mendekati Yasmin dan menarik tangannya pelan.
"Ayo, Yasmin!" ajak Shen yang hanya diikuti oleh Yasmin.
Yasmin bagai boneka menurut apa saja kata Shen Amun Ra, Pak Penghulu menikahkan mereka berdua, karna Yasmin yatim piatu, wali diurus oleh penghulu, sebelumnya penghulu menanyakan banyak hal pada Yasmin, setelah semua dirasa beres, mereka menikah, Yasmin dan Shen.
"Waaah ... Nona! Suami Anda sangat istimewa, selain tampan! Dia juga romantis," puji salah satu wanita yang menyaksikan pernikahan mereka.
"Tampan?! Andai kau tahu, Nyonya. Dia adalah Mummy! Raja Fir'aun yang telah mati ribuan tahun lalu, dan kau menyebutnya tampan?! Astaga!" batin Yasmin, menatap lembut ke arah wanita yang tadi telah memuji Shen. Pria yang saat ini jadi suaminya.
"Terima kasih, suamiku memang yang terbaik," jawab Yasmin, basa basi.
Shen menatap tajam ke arah Yasmin, entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja Shen mencium Yasmin di hadapan semua orang. Para tamu di sana semakin dibuat iri oleh sikap romantisnya.
"Waaah ... mesranyaaaa!! Ya, Tuhan! Semoga jodohku kelak seperti dia!" salah satu gadis kagum menatap Shen dan Yasmin.
"Tenanglah, Nak. Kau pasti akan mendapatkan suami yang baik dan tampan seperti dia. Lihatlah! Dia lebih tampan dari pria manapun. Mama akan sangat bahagia kalau kau mendapatkan suami seperti dia."
"Terima kasih, Mama," ucap sang anak, bahagia.
Yasmin tidak habis pikir dengan sikap Shen Amun Ra, dia selalu saja bikin hatinya gelisah dan berdetak tak karuan.
Aneh ....
Sangat aneh ....
*****
TBC.