Shen melajukan mobilnya dengan perlahan tapi pasti, dia yang tadinya sangat b*******h pada Yasmin berubah jadi pendiam, dingin, dan tatapannya sangat tajam, fokus menatap ke depan, gerakan tangannya saat menyetir sangatlah gagah ibarat menunggang kuda, dilihat dari manapun aura Shen Amun Ra memang nyata terasa. Bahkan dengkuran nafasnya pun seolah singa yang tertidur, selalu waspada, kejam dan siap menghabisi siapa saja yang melintas di depannya.
Sementara Yasmin sendiri terus diam seolah itik kecil yang menunggu dimakan kapan saja oleh singa yang menangkapnya, jika Shen Amun Ra begitu tenang, justru tidak dengan Yasmin, Yasmin selalu merasa cemas dan takut jika sewaktu-waktu Shen Amun Ra menghabisi nyawanya.
Saat melewati jalanan yang sepi, dua pria tinggi besar tengah memukuli wanita dengan cara membabi buta, Yasmin yang melihatnya begitu terkejut dan memperhatikan ketiga orang itu dengan seksama, dua pria begitu garangnya merebut tas dan menghantam kepala sang wanita sementara sang wanita itu sendiri terus berjuang dan kekeh memegangi tasnya.
BUGH!! BUGH!! PLAKK!!
"Dasar bodoh!! Serahkan tas-mu!! Bagaimanapun juga!! Kau akan mati!!" ancam salah satu pria membuat Yasmin geram dan ingin sekali mematahkan tangan kejam pria yang merebut tas si wanita.
"Aakkhhh!! Tidak!! Jangan ambil tas-ku!! Disini ada uang buat membiayai penyakit putraku!! Aku mohon ... aaahh!!" si wanita itu kembali berteriak saat pria yang satunya menjambak dan mencekik lehernya
Karna kasihan, Yasmin menatap ke arah Shen Amun Ra berharap pria itu mau membantunya, membantu wanita yang saat ini tengah dirampok.
"Ma-maaf sebelumnya ... maukah kau membantu wanita itu, Shen?! Aku mohon ... kasihanilah dia," ucap Yasmin, memucat wajahnya. Bagaimanapun juga, Yasmin tak bisa bayangkan jika saat ini posisinya berada dalam posisi wanita yang saat ini tengah dirampok. Pasti akan kesakitan baik fisik maupun hatinya, memperjuangkan sang anak yang lagi sakit tapi malah tak berdaya. Cobaan hidup yang satu belum kelar, datang cobaan hidup yang lain, sebagai wanita, Yasmin bisa merasakan kesedihannya, terlebih lewat mata yang saat ini tengah tak berdaya mempertahankan tas-nya, barangnya, hak yang jadi miliknya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, Shen turun dari mobil dan langsung mencekik dua pria tanpa belas kasihan, sang wanita kabur menyelamatkan tas-nya setelah mengucapkan kata terima kasih pada Shen dan juga pada Yasmin saat melintas di pinggir mobil. "Semoga Allah membalas kebaikanmu, Nak." Wanita itu tulus mengucapkan terima kasihnya pada Yasmin.
"Dan semoga putra Ibu cepat sembuh. Aamiin," doa baik Yasmin untuk anak ibu yang saat ini menatap Yasmin dengan deraian air mata.
Yasmin tersenyum saat wanita itu menatapnya, setelah wanita itu menghilang, Yasmin melihat dua pria yang saat ini dicekik Shen Amun Ra tampak kesakitan, wajah mereka pucat, matanya melotot dan seolah ingin keluar atau lepas.
"SHENN!!" dan lagi-lagi karna kasihan Yasmin turun dari mobil berniat menyelamatkan dua pria yang saat ini dicekik oleh Shen Amun Ra tapi terlambat! Shen telah membuat mereka berdua jatuh tak bernyawa, Yasmin menutup mulutnya, mata jernihnya melebar dengan sempurna, bagaimana bisa Shen Amun Ra menghabisi nyawa mereka berdua tanpa berpikir panjang, padahal kesalahannya bisa dimaafkan kalau mereka mau bertobat, tapi tidak! Shen atau Fir'aun jahat itu menghabisinya.
"Apa yang kau lakukan, Shen?! Kenapa kau tega membunuh mereka?! Jawab!!" bentak Yasmin menatap benci ke arah Shen Amun Ra.
"Selain Fir'aun yang kejam! Aku juga dijuluki sebagai Dewa pelindung, Yasmin. Itulah sebabnya orangtua angkatku memberiku nama Amun Ra, karna itu memang sifatku. Melindungi yang benar dan menghabisi yang jahat! Aku menghisap nyawa mereka, jadi kau sebaiknya diam saja! Wahai ... Nyawaku," jawab Shen Amun Ra, mendongakkan kepalanya, sifat angkuh sangat serasi dengan bentuk wajahnya yang garang. Entah bagaimana sifat beserta wajahnya begitu menyatu, Yasmin tidak habis pikir dengan sifat Shen Amun Ra.
"Kau sangat kejam, Shen ... meski Fir'aun generasi ke-18, Kau seharusnya bisa memperbaiki sikapmu! Ini negara hukum, bukan zaman dimana kau berkuasa dan bisa bersikap seenaknya, kalau kau dipenjara bagaimana?! Yang Mulia Amenophis, Amenhotep dan Raja Zeserkere?" gumam Yasmin, mulai lelah dan memelankan suaranya.
"Kau hapal semua namaku?!"
"Ya, selain itu kau juga disebut sebagai Yamanuhatap dengan istri Ahmose Meritamun, Ayah Ahmose1 dan seorang Ibu Ahmose Nefertari."
"Dan kau sebagai Ratuku seharusnya mendukungku, Yasmin."
"Jangan mimpi! Aku tidak akan pernah mendukung kejahatanmu!" seru Yasmin, kesal menatap Shen Amun Ra.
"Yang jahat itu adalah dua pria ini! Bukan, Aku. Buka matamu ... Sa-yang!" sergah Shen Amun Ra, menekankan kata 'Sayang' pada Yasmin. Dia menatap gadis itu dengan pandangan aneh dan bahkan kagum, Yasmin masih sama seperti dulu menurutnya, sangat cantik dan tidak tega pada siapa saja yang disiksa oleh Shen Amun Ra, bahkan jika orang yang disiksa itu jahat sekalipun.
"Terserah kau saja! Lalu bagaimana dengan kedua pria ini?!" tanya Yasmin, mulai panik.
"Biarkan saja, Yasmin! Sebentar lagi polisi akan datang buat membereskannya," Shen Amun Ra begitu tenang tanpa ada keresahan di matanya.
"Shen, kau sungguh sangat kejam, semoga ini yang terakhir kali kau membunuh orang. Sudah cukup!" Seru Yasmin, masuk ke dalam mobil dan berharap semua ini cepat berlalu. Setelah ikut masuk mobil, Shen bukannya marah malah kembali mencium Yasmin dengan hisap4n kuat, panjang dan lama setelahnya baru melanjutkan jalan, sementara Yasmin geleng-geleng kepala dengan sikap Shen Amun Ra, bibir Yasmin bengkak.
****
Yasmin membelikan banyak pakaian untuk Shen Amun Ra, semua wanita yang kebetulan bertemu dengan Shen Amun Ra selalu menatap Raja Fir'aun itu penuh dengan pesona, bahkan ada yang secara terang-terangan merayunya dan menanyakan nomor ponsel padanya, Yasmin dibuat geram oleh tingkah mereka. "Dasar tidak tahu malu," gumam Yasmin, ingin mendorong mereka satu persatu.
"Kau sangat tampan, Tuan. Apakah ada waktu luang buat berkencan?" salah satu wanita memegang tangan Shen Amun Ra.
"Aku tidak ada waktu, tapi kalau kau memaksa, sepertinya aku bisa," jawab Shen Amun Ra, setelah tahu bahwa Yasmin saat ini tengah menatap dirinya.
"Benarkah?! Aku akan menunggumu, Tampan. Astagaaaa! Baru kali ini aku melihat pria segagah dirimu! Kulit yang coklat! Tatapan mata yang tajam! Dan bentuk fisikmu ini?! Aaahh ... betapa nikmatnya jika Aku mencumbunyaaa," rayu sang wanita dan kali ini sukses membuat Yasmin marah.
Yasmin mendekat ke arah Shen Amun Ra dan mendorong wanita itu agar menjauh dari Shen. "Cukup!! Kau cantik! Jangan jual harga dirimu dengan harga murah seperti ini! Memalukan!! Ayo, Shen!" ajak Yasmin, menarik tangan Shen Amun Ra. Yasmin membawa Shen menjauh dari wanita yang tadi sempat menggodanya. Entah kenapa hati Yasmin teras sakit melihat wanita tidak tahu malu itu merayu Shen Amun Ra.
"Apa kau cemburu, Yasmin?" goda Shen membuat Yasmin langsung terdiam.
"Ka-kau," pekik Yasmin, tertahan.
"Kau cemburu, Sayang. Kau tidak mau Raja Fir'aun mu ini dirayu oleh wanita lain," jelas Shen, menatap wajah Yasmin dari jarak satu centi.
"Ja-jangan besar kepala, Shen. Aku ... Aku tidak cemburu! Kau tanggung jawabku! Itulah sebabnya Aku harus menjagamu! Terlebih ... dari para w*************a tadi," bantah Yasmin, bergetar bibirnya, Yasmin nampak putus asa.
"Penipu kecil! Aku tahu hatimu, Yasmin .... "
"Uummpphhh!!" Shen Amun Ra mencium bibir Yasmin di hadapan semua orang, Yasmin merasa malu tapi tidak bisa berbuat apa-apa, Shen terus memaksanya dan merapatkan tubuh Yasmin padanya. "Aahh ... ja-jangan gila, Shen ... lepaskan, Aku! Uuummpphhh," desah Yasmin, memberontak dari pelukan Shen Amun Ra.
"Kau adalah gadisku, Yasmin. Jadi terserah Aku mau memperlakukanmu seperti apa! Kau nyawaku ..." tekan Shen Amun Ra, terus menciumi bibir Yasmin.
"Uummpphhh ... baiklah! Tapi jangan disini! Aku malu," ucap Yasmin, berharap Shen Amun Ra mau melepaskannya.
"Baiklah! Ayo kita cari tempat yang sepi, Sa-yang," lagi-lagi Shen menggoda Yasmin dengan sebutan kata 'Sayang' dan tatapan yang nakal.
"Shen ...."
"Namaku bukan hanya itu, Yasmin."
"Eem ... maksudku ... Yang Mulia Fir'aun," gugup Yasmin, masih barusaha keras lepas dari pelukan Shen Amun Ra.
"Selain itu."
"Y-yang mulia Amenophis, Amenhotep dan tidak mungkin aku menyebutkannya satu-satu, Shen."
"Baiklah, kau lepas hari ini, tapi tidak lain kali."
*****
Jangan lupa tekan tombol LOVE, KOMEN, FOLLOW AND SHARE. Makasih ...
TBC.
NB: Semua karya kak Dilla909 Happy ending, yang suka dengan ceritaku yang lain dan mau langsung tamat bisa baca di PlayStore bagian Buku, klik Dilla909, pasti bermunculan dan tentu saja ... HOOT ... Wkwkwkwkwk, jadi bacanya pas habis buka puasa saja. Selalu beli yang asli dan jangan yang bajakan ya, Sayang. Dengan begitu kalian membantu para penulis yang mata pencahariannya memang seperti ini, toh sebelum dikunci atau diterbitkan DIGRATISKAN, jadi ... mohon kerjasamanya, Sayang. Semoga tingkah baik kalian dibalas oleh Allah SWT dan tetap semangat semoga selalu bahagia! Aamiin ....