Pernikahan Shen Amun Ra dan Ahmose Meritamun telah selesai, para tamu sibuk berpesta pora sementara sang Raja masih setia duduk di singgasana. Dia mengamati setiap gerak-gerik anggota kerajaannya dengan tatapan tajam seolah hewan buas yang siap memangsa buruannya jika buruan itu bergerak sedikit saja. Semua takut di bawah kekuasaannya.
Beberapa selir cantik nan seksi duduk di pangkuannya, Ahmose Meritamun hanya diam saja melihatnya. Baginya, Amenophis sudah menikahinya itu merupakan suatu hal yang sangat berharga. Fir'aun generasi ke delapan belas itu miliknya, Rajanya, Dewa pelindung baginya.
Sementara Yasmin, dia merasa kesal, ingin rasanya kembali ke dunia nyata tapi tidak bisa! Tidak tahu caranya. Di dimensi ini, Shen sangatlah jauh berbeda, Shen di dunia nyata miliknya. Di sini, Shen mencintai semua wanita, sungguh suatu pemandangan yang membuat Yasmin muak.
Ditambah lagi, Yasmin merasa ngeri melihat pesta di sekelilingnya terlalu bar-bar, bertindak sesuka hatinya dan berzina meski dalam agama manapun itu berdosa. Mereka berpesta dengan cara adu kekuatan dan berhubungan badan sampai pingsan, yang menang dapat hadiah sementara yang kalah akan diberi hukuman, sungguh mengenaskan.
Yasmin ngeri melihatnya, perutnya terasa mual. Bagaimana bisa dia menyaksikan orang-orang sedang berhubungan badan di mana-mana. Ada yang dengan anaknya, dengan saudaranya, dengan orang yang baru mereka kenal, bahkan sesama jenis.
Sungguh! Yasmin ingin muntah melihatnya, tempat ini tak ubahnya seperti istana iblis yang apapun dihalalkan asal mereka semua bahagia.
Dengan langkah perlahan tapi pasti, Yasmin meninggalkan aula istana dan ingin memasuki kamar, tapi sayang, beberapa penjaga menghadang jalannya.
"Mau kemana, Kau?!" Tanya sang penjaga, dengan nada dinginnya yang angkuh.
"Memasuki kamar," jawab Yasmin, singkat.
"Tidak ada yang boleh meninggalkan istana sebelum Yang Mulia Raja Fir'aun memerintahkannya," cegah Penjaga, taat pada perintah Rajanya.
"Tapi aku lelah!! Apa urusanmu menghentikanku?! Minggir!!" Sentak Yasmin, tanpa rasa takut.
"Kau berani membantah perintah dari, yang mulia raja Fir'aun?!" Bentak penjaga, tidak terima.
"Aku tidak takut!! Kau puas?! Menyingkir!!" Seru Yasmin, semakin kesal.
"Heh!! Bilang saja kau kesepian!! Semua orang sedang bercinta sementara kau?! Tidak ada yang mau bercinta denganmu!! Bagaimana kalau bercinta denganku?!" Tawar Penjaga, membuat Yasmin murka.
Plakk!!
"LANCANG!! KAU KIRA SIAPA DIRIMU?! PENJAGA YANG AGUNG?! SIAL!! KAU HANYALAH SAMPAH YANG TAKUT PADA PERINTAH RAJA!! MINGGIR!!" Teriak Yasmin setelah menampar keras wajah pria di hadapannya.
Penjaga itu hanya diam saja memegangi pipinya.
Tapi setelah sekian lama.
"Kurang ajar!! Kau berani menampar wajah Penjaga Yang Mulia Raja Fir'aun?! Beliau tidak akan memaafkanmu!!" geram Penjaga, mencekik leher Yasmin.
"Uugghh ... lepaskan!! Aaakhh!!" Yasmin meronta kesakitan, dadanya terasa sesak.
"Lepaskan selir rendahan itu, Penjaga!! Nanti kau disiksa! Biarkan saja! Toh dia hanya anak b***k yang tidak berharga!!" seru salah satu selir, mengejek Yasmin.
Sang penjaga langsung menuruti perintahnya, dia melepaskan cengkeraman tangannya, Yasmin merasa lega.
"Kenapa?! Sakit ya?! Itu belum seberapa. Sebentar lagi Yang Mulia Raja Fir'aun akan memilih pasangan buat berhubungan intiim dengannya! Tidak ada yang boleh meninggalkan istana tanpa izin darinya. Tapi tenanglah! Kau tidak akan dipilih olehnya! Tugasmu hanyalah ... membersihkan bekas para selir setelah bercinta dengannya saja! Dasar anak b***k rendahan!! Seharusnya kau bersyukur karna Yang Mulia Raja Fir'aun tidak membunuhmu! Kedua orangtuamu sudah dihabisi olehnya. Jadi jangan besar kepala!! Ok?! Keterlaluan!! Sudahlah. Ini waktunya aku membuka pakaianku dan mendekat kepadanya, gara-gara kau aku terlambat! Sial!!" bentak selir yang menghampiri Yasmin, kemudian berlalu dengan langkah menggoda.
"Gila!! Apakah Shen mengajakku kesini, untuk ini?! Keterlaluan!! Dia kira siapa dirinya?! Orang hebat?! Tidak Shen!! Kau tak ubahnya seperti iblis berwujud manusia! Binatang saja masih jauh lebih berharga darimu! Sementara kau!! Brenggsek!! Jangankan menyapa, kau bahkan tidak mendekatiku!" batin Yasmin, terasa pilu di bagian terdalam hatinya. Dia merasa direndahkan.
Kemana Shen yang sering merayunya dulu?!
Apakah sudah binasa di bawah tanah yang dalam saat bersamanya sebelum datang ke sini?!
Entahlah ....
Yasmin gelisah memikirkannya.
"Kenapa diam saja?! Kembali ke tempatmu!!"bentak Penjaga, membuat Yasmin menciut nyalinya, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menurutinya.
"Berhenti semuanya!!" teriak Ahmose Meritamun dan seisi istana langsung diam di bawah perintahnya. "Sudah saatnya Yang Mulia Raja Fir'aun memilih pasangan untuk bercinta dengannya!! Para selir!! Kemarilah!! Silahkan mendekat pada Yang Mulia Raja Fir'aun dan lepaskan pakaian kalian!!" perintahnya membuat beberapa selir memekik bahagia karenanya. Mereka sudah tidak sabar ingin bercinta dengan Rajanya. Yasmin menggelengkan kepala tidak percaya, bagaimana bisa seorang istri mempersilahkan wanita lain untuk bercinta dengan suaminya.
"Tentu saja, Yang mulia Ratu!" jawab semua selir kecuali Yasmin, melepaskan pakaiannya.
Yasmin semakin dibuat geram oleh pemandangan menjijikkan di hadapannya. Setelah pakaian mereka semua terlepas, beberapa mata lelaki menatap lapar tubuh tel4njang yang saat ini berdiri di depan mereka. Amenophis atau Fir'aun generasi ke delapan belas itu mengetahuinya, dengan rasa angkuhnya yang ibarat singa kesetanan, menyuruh beberapa penjaga mencongkel mata beberapa pria yang sudah menatap selirnya.
"Buang mereka semua ke kandang singa! Pastikan semua hewan di sana memakannya sampai habis!" perintah Shen atau pemilik nama Amenophis membuat Yasmin marah bukan kepalang. Kesabarannya sudah di ambang batas.
"Tunggu!! Setelah menghilangkan matanya kau ingin menyiksanya?! Raja macam apa, Kau?! Hanya berlindung di balik kekuasaan?! Jika seperti itu?! Semua anak kecil juga bisa!! Kalau kau masih ingin menghukum mereka!! Baiklah!! Bunuh aku juga!! Aku juga bersalah sama seperti mereka, bukan?! Aku masih mengenakan pakaian dan tidak menuruti perintah Ratumu!! Yang Mu-lia!!" tekan Yasmin, terkepal erat kedua tangannya.
Semua penghuni istana pucat menatap keberaniannya. "Hei!! Berani sekali kau membentak, Yang Mulia Raja Fir'aun?! Jaga kelakuanmu!! Kalau tidak!! Aku akan menebas kepalamu!!" teriak Penjaga, dengan pedang di tangannya yang panjang dan tajam.
"Tebas kepalanya!!" perintah Ahmose Meritamun, tidak main-main.
"Baik, Yang Mulia Ratu," jawab Penjaga, menundukkan kepalanya.
Penjaga mendekati Yasmin dan mulai mengayunkan pedangnya, Yasmin pasrah menghadapi kematiannya, Shen sama sekali tidak membelanya. Lebih baik dia tiada dari pada harus menyaksikan Shen bersikap layaknya binatang!! Tapi ....
Apakah dia sungguhan Shen?! Kenapa di dunia nyata dan di dimensi ini berbeda?! Sungguhkah mereka berdua adalah orang yang sama?! Atau jangan-jangan ... beda?!
Tidak mungkin! Yasmin masih berusaha memahami situasi di dimensi Shen meski hatinya sangat terluka, Shen terlihat jauh berbeda.
"Tunggu!! Jangan hanya kepalanya!! Tapi juga lidahnya!" ucap Shen, tegas! Tajam! Dan tidak kenal ampun, bahkan meski tidak berteriak! Suaranya lebih keras dari Ahmose Meritamun.
Penjaga yang duduknya tepat di samping Shen langsung bangkit dan menebas Penjaga yang ingin menebas kepala Yasmin berikut lidahnya. Semua berteriak ketakutan.
"Aaakhh!!" Teriak para wanita membulatkan kedua matanya.
Yasmin menggigil seluruh tubuhnya, setelah tadi melihat mata dicongkel sekarang pemenggalan kepala berikut lidahnya. Pesta terlarang yang tadinya mengasikkan sekarang berubah menjadi kesuraman.
"Tidak ada yang boleh mendahului perintahku. Penjaga itu sudah berani mengatakan ingin menebas kepala Yasmin!! Lancang sekali dia!! Ini pelajaran buat kalian semua!! Jangan ada yang berani mengambil keputusan tanpa bertanya dulu padaku!!" Bentakan Shen Amun Ra dalam wujud Amenophis menggelegar bagaikan singa. Auman nya penuh dengan aura maut. Semua nyali penghuni istana menciut.
Bahkan Ahmose Meritamun juga diam tanpa mengucapkan sepatah kata, bedanya, dia mengangkat kepala tanpa rasa ragu. Sementara Yasmin, dia pingsan. Shen memerintahkan para pelayannya membawa Yasmin ke dalam kamarnya. Shen bilang dia yang akan menghukum berat semua orang yang tidak mematuhinya termasuk Yasmin.
******
NB : Maaf bukannya pelit atau apa, berhubung cerita ini banyak yang suka, maka harus dikunci, Sayang. Kebijakan dari perusahaannya langsung. Menghindari plagiat atau penjual cerita bajakan yang saat ini marak tersebar.
Tapi jangan khawatir! Aku jamin sedikit karna part-nya aku batasi agar tidak banyak mengeluarkan coin. Sekali lagi mohon maaf dan selamat membaca ....
Jangan lupa untuk tekan tombol LOVE, KOMEN, FOLLOW AND SHARE. Makasih ....
TBC.