"Hidup, Yang Mulia Ratu!! Hiduuup!!" teriakan rakyat Mesir menggetarkan hati Yasmin, bagaimana bisa dia berada dalam istana beribu tahun yang lalu tanpa tahu penyebabnya.
Semuanya terasa asing, baik pakaian maupun keadaan di sekelilingnya.
Ribuan pasukan berjaga di luar istana, sementara Yasmin sendiri dia duduk di singgasana dengan dua pelayan mengipasi wajahnya, mahkotanya terbuat dari emas dan pakaiannya terbuat dari bahan sutra yang sangat luar biasa indahnya.
"Apa yang kau pikirkan, Ratu?" bisikan seseorang di sampingnya, mengagetkan hati Yasmin.
"Shen!!" seru Yasmin, heran.
"Shen?! Siapa itu Shen?! Apa kau memikirkan pria lain, Ratuku?! Hem?!" tanya pria mirip Shen, membuat Yasmin kebingungan.
"Ti-tidak! Maksudku ... "
"Silahkan minumannya, Yang Mulia," sela salah satu pelayan membuat pria mirip Shen Amun Ra geram.
Pranggg!!
Dentuman bunyi gelas dibanting membuat seisi istana hening. Pria di samping Yasmin marah besar dan terlihat sangat menyeramkan. Dia memakai mahkota berbentuk kepala burung dengan pakaian yang seperti Raja-raja Fir'aun zaman dulu membuatnya terlihat semakin seram meski wajahnya tampan, tatapannya sangat tajam, rahangnya kokoh dan nada bicaranya penuh dengan keangkuhan.
"Berani sekali kau menyela pembicaraan, Ratuku?! Pengawal!! Hukum pelayan tidak berguna ini!!" perintah pria mirip Shen Amun Ra, membuat Yasmin ketakutan dan gemetar seluruh tubuhnya. Bagaimana bisa pria itu sangat kejam!! Selain menyentakkan tangan pelayan dengan sangat keras!! Dia juga akan menghabisi nyawa pelayannya.
"Ampuni hamba, Yang Mulia Fir'aun! Ampuni, Hamba!!" ucap sang pelayan menahan rasa sakit di badannya, pengawal mencengkeram lehernya.
"Tidak ada maaf buat pelayan bodoh sepertimu!" pria mirip Shen Amun Ra dengan kejamnya menatap tajam ke arah pelayan, tidak tega! Yasmin berusaha menghentikan kemarahannya.
"A-aku tahu dia salah, tapi ... jangan hukum dia! Aku mohon ... lepaskan, Dia!!" seru Yasmin, gemetaran menatap pria mirip Shen Amun Ra.
"Dia sudah berani menyela pembicaraanmu, Ratuku. Dia harus mati!!" bantah Fir'aun, penuh penekanan.
"Tapi ... "
"Sudah aku bilang, bukan?! Habisi dia!!" bentak Fir'aun pada pengawal tanpa memperdulikan ucapan Yasmin.
Pengawal menarik paksa pelayan dengan cara menjambak rambutnya, dan akan mengayunkan pedang ke lehernya tapi Yasmin menghentikannya karena tidak tega.
"Berhenti!! Dari pada menghukumnya! Lebih baik hukum aku saja!! Aku bersalah!! Gara-gara aku dia disalahkan!! Aku mohon laksanakan!!" seru Yasmin membuat seluruh istana hening dengan wajah memucat.
"Astaga! Bagaimana ini?! Selama ini tidak ada yang berani melawan perintah dari Yang Mulia Raja Fir'aun! Termasuk Ratu utama Ahmose Meritamun! Tapi sekarang! Apa yang akan terjadi?! Apa yang harus kita lakukan?" tanya salah satu pengawal, pada pengawal lainnya kebingungan.
Pria yang di sebut Fir'aun oleh mereka bangkit dari singgasana. Dia mendekati dua pengawal dan memotong kedua tangan mereka dengan satu ayunan pedang.
Craasshhh!!
"Aaaakkhhh!!" Dua pengawal berteriak kesakitan.
"Bukankah Ratuku sudah bilang, BERHENTI?! Lalu kenapa kalian masih memeganginya?! Seharusnya kalian menurut dan melepaskannya!" tajam Fir'aun menatap lekat mata pelayan dan setelah itu ganti menatap dua pengawal yang tadi memegangi pelayan tanpa belas kasihan.
Tangan dua pengawal jatuh ke lantai, perut Yasmin terasa mual, selama hidup!! Baru kali ini dia melihat orang dianiaya sampai sedemikian rupa.
"Am-ampuni kita, Yang Mulia Fir'aun ... ampuni kita ... aakkkhhh ... " rintih mereka berdua, kesakitan. Yasmin sangat tidak tega dan ingin rasanya membunuh Fir'aun tanpa hati nurani itu!!
"Buang mereka ke kandang singa!! Orang sepertinya pantas jadi santapan hewan!" perintah Fir'aun dan kembali ke tempat duduk atau singgasana. Yasmin geram sekaligus marah melihat kejahatannya.
"Apa yang kau lakukan?!" tekan Yasmin, tajam, kesal dan benci.
"Menuruti perintahmu, Ratuku. Pelayan itu sudah bebas, seharusnya kau bahagia, bukan?" ucap Firaun, berubah lembut menatap Yasmin.
"Dasar iblis!! Aku sangat membencimu!! Kau dengar?! Aku sangat membencimu!" desis Yasmin, tidak sudi menatap Shen Amun Ra, atau pria yang mirip dengannya. Entahlah! Yasmin bingung mengungkapkannya.
"Tapi aku sangat mencintaimu, Sayang. Percayalah! Kau pasti akan bahagia," rayu Fir'aun, berusaha menggoda Yasmin tapi Yasmin memalingkan wajahnya dan ingin rasanya lenyap dari istana. Yasmin benar-benar murka tapi tidak bisa berbuat apa-apa! Dia merasa lemah.
"Dia tidak akan bahagia, Yang Mulia! Aku akan menghabisinya!!" Sahut seseorang membuat Yasmin terkejut dan menoleh ke arah pemilik suara.
"Ahmose Meritamun?!" gumam salah satu pelayan, ketakutan.
"Siapa, Kau?" tanya Yasmin, gelisah.
"Aku adalah adik kandung sekaligus istri Yang Mulia Amenophis, Selir Yasmin! Berani membantah perintah kakakku!! Rasakan ini!!" wanita itu mengayunkan pedang ke arah Yasmin tapi tidak sampai membunuhnya, hanya mengarahkan tepat ke leher Yasmin saja.
Ahmose Meritamun adalah adik kandung Fir'aun yang saat ini ada di samping Yasmin, karna terkejut! Yasmin menjauhkan kepalanya dan wanita itu menggerakkan pedangnya siap untuk membunuh Yasmin, tapi ....
"AAAAAAAKKKHH!!" Yasmin membuka matanya, dia lega sekaligus putus asa, bagaimana bisa mimpi itu terlihat seperti nyata!! Yasmin membentur sesuatu di sisi ranjang hingga kepalanya terasa pusing karna sakit. "Auwh!! Ah ...."
"Kau sudah bangun, Nak?" tanya Robert Davidson, menghampiri Yasmin setelah mendengar gadis itu bersuara, Robert menyuntikkan sesuatu ke punggung Yasmin.
"Huft ... Kakek!" seru Yasmin, kelelahan. Mimpi itu menguras tenaga sekaligus merusak akal sehatnya.
"Kau kenapa, Nak?! Dahimu berkeringat! Apa punggungmu masih sakit?" Robert khawatir melihat Yasmin semakin lemah.
"Tidak, Kakek. Sudah agak baikan! Oh ya! Maafkan Yasmin ya, Kek ... bukannya bekerja tapi Yasmin malah sakit," ucapnya tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, Nak. Santai saja," Robert Davidson hanya tersenyum lega mendengar Yasmin baik-baik saja.
"Terima kasih, Kakek. Sekarang Yasmin sudah sembuh. Katakan! Apa yang harus Yasmin kerjakan?!" tanya-nya merasa malu karna hanya tidur saja selama satu minggu. Tanda yang diberikan oleh Shen Amun Ra benar-benar mempengaruhi hidupnya, dia sering mimpi aneh dan mendengar bisikan-bisikan asing di telinganya. Seperti pembicaraan orang zaman dulu, sangat fasih dan kental, herannya! Yasmin paham bahasa mereka! Padahal selama hidup Yasmin tidak pernah belajar bahasa asing terutama Mesir kuno. Bahasa Inggris saja kemampuannya, selebihnya tidak paham.
"Apa kau yakin?" tanya Robert, menatap gadis manis di depannya, diam-diam dia lega karna Shen Amun Ra memilihnya, selain cantik, Yasmin juga sangat sopan.
"Aku sangat yakin, Kakek." Yasmin bangkit dari tempat tidur dan merapikan rambutnya, dia sudah siap untuk bekerja.
"Baiklah, Shen Amun Ra sudah sempurna jadi manusia, dia terlihat tampan dan gagah, hanya saja ... "
"Kenapa, Kakek?!" seru Yasmin, memotong pembicaraan Robert Davidson.
"Dia tidak pernah keluar dari persembunyiannya, maukah kau mengajaknya jalan-jalan dan membelanjakan pakaian?! Shen tidak memiliki apapun! Selama ini, dia hanya memakai perban dan jubah hitamnya saja! Maukah kau belanja pakaian untuknya?! Ini uang miliknya dan ini uang milikmu! Kau boleh belanja sesukamu," Robert Davidson memberi sejumlah uang pada Yasmin dengan jumlah yang besar.
"Tapi, Kakek! Yasmin belum bekerja bagaimana bisa menerima uang?!" tanya Yasmin, keberatan.
"Anggap saja itu sebagai bayaran di muka karna kau sudah menjaga putraku dengan baik, Nak. Untuk selanjutnya Kau akan dapat gaji lagi!" jelas Robert Davidson, tidak keberatan sama sekali.
"Tapi ...."
"Terima saja, Nak. Aku suka memberikannya," paksa Robert, tidak mau ada penolakan.
"Baiklah, Kakek. Tapi kadang Yasmin merasa heran! Bagaimana bisa orang sebaik Kakek mau mengangkat anak seperti Shen Amun Ra sebagai anak?! Dia Fir'aun yang kejam, selain itu umurnya juga sudah ribuan tahun?! Entahlah," Yasmin menundukkan kepalanya berusaha menenangkan hatinya. Pikirannya benar-benar dipenuhi dengan Shen Amun Ra.
"Aku mandul, Nak. Istriku sangat ingin mempunyai anak! Untuk mengadopsi itu tidak mungkin! Rumah kita tergolong terpencil, takut membuat anak adopsi itu tidak nyaman, terlebih lagi istriku juga tidak suka aku mengadopsi anak, ada aja alasannya! Entahlah ... sebelum bertemu dengan Shen Amun Ra, Aku sering bermimpi memasuki lorong panjang dan bertemu pria yang wajahnya sangat tampan bak Dewa Mesir dalam lukisan kuno, pria itu ingin aku membebaskannya, dia seakan terkurung dalam ruangan gelap, hingga suatu hari entah karna sebab apa?! Aku ingin sekali melakukan penggalian di sebelah utara rumah ini! Agak jauh memang, tapi suara pemuda itu seolah memintaku pergi kesana, mau tidak mau aku menggali kala malam telah tiba, meski terpencil, takut ketahuan oleh warga, setelah menggalinya, dugaanku ternyata benar! Aku menemukan sebuah pintu rahasia yang setelah mati-matian kubuka, Shen Amun Ra terbaring di sana, Aku membangunkannya dengan berbagai cara dan syukurlah dia jadi seperti sekarang ini, tinggal bersama kita dan bersikap layaknya manusia pada umumnya, tapi yang namanya makhluk ajaib, Nak. Ada aja kehebatannya, kau akan lihat sendiri nanti! Aku sangat menyayanginya, kuharap kau bisa menjaganya, demikian juga dengan ibunya, pasti dia bahagia jika tahu putranya sudah sempurna dan tampan seperti sekarang ini, tempat yang menyimpan sejuta misteri itu kini menjadi tempat penelitianku, ruangan sekaligus rumah rahasia putraku, pertama membuka mata dia memang sangat angkuh, tapi dengan kesabaranku dan kelembutan sifat istriku, dia berubah jadi sedikit lebih baik. Bahkan sangat sedih saat istriku tiada, begitulah kisahnya, Yasmin," Pak Robert dengan wajah sedih menceritakan mengenai putra dan Almarhumah istrinya, sementara Yasmin hanya diam saja kagum pada manusia tua di depannya tapi sangat hebat dengan segudang ilmu di kepalanya.
"Aku sangat kagum padamu, Kakek."
"Oh, ya?! Terima kasih, Yasmin. Sudahlah! Shen akan tiba, bersiaplah jadi kawan hidupnya."
"Apa?! K-kawan hidup?!" seru Yasmin, melebarkan kedua matanya tidak percaya, Pak Robert salah tingkah dan kembali berkata sambil tertawa.
"Oh! Maksudku ... kawan yang bisa menemaninya," jelasnya, menahan rasa geli di hatinya. Yasmin memang wanita cantik dan pas jadi pasangan putranya, atau lebih tepatnya ... istri Shen Amun Ra.
"Andai bukan karna pekerjaan, malas banget aku temani dia, dasar mummy sialan," batin Yasmin, merasa dongkol dalam hatinya.
******
Jangan lupa untuk tekan tombol LOVE, KOMEN FOLLOW AND SHARE. Makasih, Sayang ....
TBC.