Di dalam mobil, Satria hanya diam dan menatap keluar. Wajahnya suram dan auranya menakutkan. Sopir yang duduk di depan tidak berani bergerak tiba-tiba. Bahkan untuk bernafas pun, dia tidak berani terlalu keras. Takut menganggu majikannya dan berakhir dengan pemotongan bonus. Dia penasaran apa yang membuat suasana hati majikannya berubah. Bukankah saat turun tadi wajahnya cerah dan senyumnya ceria? Kenapa berubah begitu cepat? Setibanya di rumah, Satria melangkah menuju kamar tanpa melihat kanan dan kiri. "Satria!" Satria berhenti, lalu menoleh. Di sana, mamanya sedang memegang benang rajut dan jarumnya. Sebuah kacamata bertengger di hidungnya. "Mama? Belum tidur?" Satria mengubah tujuannya. Dia berbalik ke arah Liliana dan duduk di sampingnya. Liliana melepas kacamatanya, lalu den