57. Ide Liliana

1181 Kata

Matahari telah mencapai ufuk barat. Cahaya keemasan menerangi langit. Awan bergulung-gulung menambah keindahannya. Fira duduk di dekat jendela. Matanya menatap kosong. Bulu matanya yang panjang dan lentik bergerak-gerak. Satu sudut hatinya menyimpan rasa bersalah kepada Kinan. Selain itu, mereka juga sesama perempuan. Fira merasa lebih memiliki tanggung jawab moral untuk membantunya. Matanya melirik pintu bertuliskan obgyn yang masih tertutup. Dia sudah terdiam di sana selama beberapa saat, lalu mendongak saat pintu praktek dokter terbuka. "Terima kasih." Kinan tersenyum dan membungkuk pada perawat yang membukakan pintu untuknya. "Sama-sama, Nona. Harap menjaga kandungan Anda dengan baik." Kinan sekali lagi berterima kasih, lalu mendekati Fira. Fira bergegas bangkit. "Bagaimana?"

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN