55. Telepon Mencurigakan

1130 Kata

Liliana membukanya. Betapa terkejutnya dia melihat sebuah kain seukuran sapu tangan dengan potret dirinya di sana. Meskipun harganya tidak semahal kalung yang diberikan papa dan kakaknya, tapi Liliana yakin Fira membuatnya dengan sepenuh hati. Dan tidak ada yang bisa menandingi harga sebuah kesungguhan dan kejujuran hati. Matanya menghangat. Dia menatap Fira dengan mata berkaca-kaca. Jelas sekali dia terharu. Dia hendak mengatakan sesuatu, tapi pembawa acara sudah memberi pengumuman bahwa acara akan segera dimulai. Segera, dua orang berpakaian seragam mendekat untuk menjemput Liliana dan membawanya ke atas panggung. Setelah mamanya pergi, Satria mempersilakan para tamu untuk duduk. "Silakan, Pak Heru." Satria membawa para tamunya ke meja yang sudah disediakan. Acara itupun dimulai. Se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN