Liliana membukanya. Betapa terkejutnya dia melihat sebuah kain seukuran sapu tangan dengan potret dirinya di sana. Meskipun harganya tidak semahal kalung yang diberikan papa dan kakaknya, tapi Liliana yakin Fira membuatnya dengan sepenuh hati. Dan tidak ada yang bisa menandingi harga sebuah kesungguhan dan kejujuran hati. Matanya menghangat. Dia menatap Fira dengan mata berkaca-kaca. Jelas sekali dia terharu. Dia hendak mengatakan sesuatu, tapi pembawa acara sudah memberi pengumuman bahwa acara akan segera dimulai. Segera, dua orang berpakaian seragam mendekat untuk menjemput Liliana dan membawanya ke atas panggung. Setelah mamanya pergi, Satria mempersilakan para tamu untuk duduk. "Silakan, Pak Heru." Satria membawa para tamunya ke meja yang sudah disediakan. Acara itupun dimulai. Se