Ditya baru saja memasuki rumah saat melihat punggung seorang wanita yang tampak familiar. Rambutnya diikat menjadi satu. Dengan kaos polos dan celana, wanita itu tampak cekatan menata meja. Ditya tidak bisa berkedip. Jantungnya berdegup dengan kencang. Apakah dia sedang berhalusinasi? Tapi, perasaan ini tampak nyata. Apakah akhirnya Fira kembali? Kedua sudut bibir Ditya tertarik ke atas. Wajahnya berbinar, dan langkahnya semakin lebar. Namun, semua angannya hilang dibawa angin saat perempuan itu berbalik. "Mas, kamu pulang?" Hana tersenyum lembut. Dia mendekat untuk menyambut kedatangan Ditya dari kantor. Dengan telaten, dia mengambil tas kerjanya dan meletakkannya di atas meja. Untuk sesaat, Ditya hanya bisa terpaku. Tidak menyangka jika dirinya akan merasa rindu pada Fira. Bagaim