“Allahu Akbar!” “Sweety!” Teriak Dyrta langsung berlari ke sana. Semua orang menatap sumber suara teriakan itu. Dan sedikit merenggangkan pohon jambu biji setinggi atap rumah itu. Zhain, dia melihat Dyrta berlari ke arah mereka. “Tolong dulu itu…” “Daddy sudah pusing…” Ucap Zhain menggelengkan pelan kepalanya. Mereka semu masih memanggil Chandly yang ternyata sudah berada di atas pohon jambu biji. Dipta dan Leta sudah hampir pingsan melihat tingkah cucu perempuan satu-satunya bertingkah seperti anak laki-laki. Juga Zhaka dan Arisha yang sudah pusing, karena cucu semata wayang mereka justru marah ketika mereka menyuruhnya untuk turun. Sedangkan Zhain dan Chandani, tidak ada yang bisa mereka andalkan kecuali menantu mereka, Dyrta.