“Tato warna merah ?” Goda Zhaka lagi. “Iya, Pa. Merahnya seperti wajahnya sekarang.” Ucap Zhain melihat menantunya yang sudah berwajah malu. ‘Oh God. Ampuni aku…’ Bathinnya seraya meminta pertolongan. Wajahnya terasa memanas. Baru kali ini ada yang berani menggodanya sampai dirinya benar-benar tidak bisa berkutik. Dan sialnya orang itu adalah Eyang dan Ayah mertuanya sendiri. Dia hanya bisa diam mendengarkan mereka terus menggodanya. Hingga mereka kembali membincangkan tentang masa kecil Chandly yang belum Dyrta ketahui. … 20 menit kemudian., Mereka hampir lelah menertawakan kejadian beberapa tahun yang lalu mengenai Chandly yang pernah menunjang seorang anak laki-laki. Dyrta, dia membuka suaranya. “Benar, Dad…” “Waktu itu aku meman