“Jadi Bianca dan Kala sudah sedekat itu sejak kecil?” tanya Bianca penasaran. Fabian mengangguk. “Iya. Papa juga baru menyadari bahwa Kala adalah anak kecil yang ada dalam foto-foto ini setelah Papa membuka album ini lagi beberapa waktu lalu.” “Tapi, kenapa mulai dari sini sudah nggak ada lagi foto-foto bareng Kala?” Bianca membuka halaman pertengahan album, tempat dimulainya foto-foto dirinya tanpa seorang anak laki-laki yang selalu terlihat bersamanya. “Ibu Kala meninggal, mamamu tidak sanggup tinggal di kota yang menyimpan banyak kenangan dirinya dan sahabatnya. Jadi kalian menyusul Papa ke Semarang.” “Semarang?” Kedua netra Bianca membulat seketika. Ia tak pernah ingat dirinya pernah tinggal di Semarang. Fabian mengangguk. “Dulu Papa dan mamamu sempat LDR. Papa di Semarang, bekerj