Kala kembali ke kamarnya dengan wajah sumringah. “Tadi ada ribut apa di bawah, Kal?” sambut Bianca begitu melihat suaminya masuk kamar. Bukannya menjawab, Kala justru melompat ke atas kasur dan langsung memeluk Bianca erat. “Akhirnya aku bisa buktiin ke kamu kalau aku bener-bener nggak pernah nyentuh siapapun selain kamu, Bi.” “Hah? Apa maksud kamu?” Kala melepaskan pelukan. “Vanya sudah aku usir dari rumah ini.” “Loh, kenapa?” “Dia udah dipastikan nggak hamil, Bi. Dokter Natasha udah memeriksanya tadi.” Kedua netra Bianca langsung membulat “Serius, Kal?” Kala mengangguk mantap. “Iya. Ah, akhirnya aku lega banget. Sesak sekali rasanya tiap melihat Vanya ada di rumah ini. Aku terus merasa bersalah sama kamu. Padahal aku udah janji nggak akan nyakitin kamu kayak mantan suamimu, aku j