Bukannya bicara, say hi atau halo, Huma malah terisak. Kenapa, sih?! Ada apa dengan hati yang sulit dimengerti ini? Yang masalahnya sangat bertentangan dengan logika penyangkalan. Huma capek. Sementara itu, Rajen yang mendengar suara tangis Huma masih merapatkan bibirnya. Kebetulan dia sedang di rumah sakit, habis jenguk anak. Ehm. Dan rencananya hari ini Rajen mau ngobrol serius dengan mami-papi. Sudah dia mintai pulang untuk itu. Selama ini mereka, kan, menemani Humaira di vila. Daerah pegunungan yang diharapkan bisa membuat panas hati plus pikiran Huma menyejuk. Rajen yang minta, dia rasa Huma butuh tempat seperti itu. Pun, alasan lainnya karena permintaan Humaira yang sudah tak mau lagi bertemu dengannya. Rajen bisa apa? Namun, sekarang dia dikejutkan dengan sebuah panggilan